Tes penurunan nilai aset berkaitan dengan penurunan harga pasar aset tetap perusahaan. Ketika harga pasar aset — atau nilai wajar — turun secara signifikan, perusahaan harus mencatat selisihnya sebagai jumlah penurunan nilai. Akuntan tidak melakukan pengujian penurunan nilai setiap periode akuntansi atau setiap aset. Menguji setiap aset juga tidak selalu diperlukan. Persyaratan untuk tes biasanya ditentukan oleh standar akuntansi nasional.
Ada beberapa aturan untuk melakukan pengujian penurunan nilai aset dan mencatat penyesuaian. Ini termasuk penurunan harga pasar aset yang signifikan, perubahan besar dalam penggunaan aset oleh perusahaan, atau perubahan pada faktor hukum tentang cara bisnis menggunakan aset. Beberapa aturan lain yang kurang umum juga ada untuk penurunan nilai aset. Akumulasi biaya yang tinggi, kerugian arus kas pada periode berjalan atau beberapa periode lalu, dan ekspektasi bahwa perusahaan akan menjual aset jauh sebelum akhir masa manfaatnya melengkapi daftar tersebut.
Akuntan mengukur penurunan nilai aset menggunakan proses dua langkah. Pertama, akuntan harus mengkompilasi nilai historis untuk semua aset yang tercatat di buku besar perusahaan. Nilai wajar untuk semua aset yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari pasar saat ini di mana perusahaan dapat menjual aset tersebut. Perbandingan antara dua angka membantu akuntan mengidentifikasi aset yang mengalami penurunan nilai. Aset dengan nilai wajar lebih tinggi dari nilai buku yang tercatat — dengan perbedaan yang tidak dapat dipulihkan — umumnya akan mewakili penurunan nilai aset.
Bagian kedua dari pengujian penurunan nilai aset mengharuskan akuntan untuk melakukan perbandingan arus kas terhadap biaya aset lancar. Akuntan menghitung total arus kas yang belum diakui dari tahun-tahun mendatang; tidak ada diskon arus kas yang diperlukan untuk perhitungan ini. Total arus kas setiap aset mewakili manfaat masa depan dari setiap aset. Akuntan mencari aset di mana arus kas masa depan melebihi nilai buku yang tercatat. Perbedaan antara kedua angka tersebut adalah jumlah yang dicatat perusahaan sebagai penurunan nilai aset.
Perusahaan biasanya perlu menghapus nilai penurunan nilai aset sebagai kerugian terhadap laba bersih. Sistem akuntansi memiliki aturan yang berbeda untuk menghapuskan penurunan nilai. Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin dapat membagi kerugian penurunan nilai terhadap beberapa periode akuntansi. Hal ini mencegah perusahaan memiliki satu periode akuntansi dengan penurunan laba bersih yang signifikan. Perusahaan perlu mengungkapkan setiap penurunan nilai aset kepada pemangku kepentingan untuk memberi tahu mereka tentang perubahan bisnis utama ini.