Tes objektif adalah jenis tes psikologis yang mengukur pikiran dan perasaan sadar peserta tes tanpa memperhatikan keyakinan atau bias penyelenggara tes. Kesimpulan yang ditarik dari tes objektif umumnya dianggap lebih akurat daripada jenis tes psikologi lainnya; tes proyektif, yang mengungkapkan motivasi bawah sadar dari pihak pengambil tes, dan tes subjektif, yang merupakan tes pelaporan diri, adalah dua contoh utama dari pengujian yang kurang dapat diandalkan. Jika seorang peserta tes terbuka dan jujur dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, tes yang objektif dapat sangat membantu dalam menentukan kepribadian peserta tes. Tes obyektif terutama diberikan sebagai jenis tes kerja atau dalam pengaturan psikoanalitik.
Ciri khas dari tes objektif adalah tes itu harus dapat dinilai menurut standar universal. Format pertanyaan dan jawaban pilihan ganda, benar-salah, atau langsung adalah gaya yang paling umum diberikan. Serangkaian jawaban definitif memungkinkan administrator untuk mengukur hasil tes terhadap tolok ukur, sehingga menghilangkan keyakinan, pendapat, atau prasangka pribadi yang mungkin dimiliki administrator tes.
Ada beberapa aspek yang terlibat dalam pembuatan dan pengembangan tes objektif. Memanfaatkan data dari bidang psikometri — studi tentang teknik pengukuran psikologis — dan psikologi klinis, pengembang tes memulai serangkaian langkah untuk membuat tes yang sukses. Langkah-langkah ini mencakup penentuan populasi apa yang akan mengikuti tes, tujuan tes, dan hasil psikologis yang tepat yang coba disimpulkan oleh tes tersebut. Pengembang kemudian akan menyusun daftar pertanyaan yang sesuai dengan tujuan tes.
Setiap pertanyaan pada tes objektif kemudian diukur untuk kesehatan psikologisnya. Jika ahli atau statistik mendukung tujuan pertanyaan, itu tetap sebagai bagian dari tes. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pengujian seakurat mungkin dalam memenuhi tujuan spesifik dari proses.
Setelah pengembang merancang format untuk pengujian objektif, mereka akan meluncurkan versi sampel yang membantu menentukan pengujian mana yang lebih efektif daripada yang lain. Ketika prosedur pengujian pendahuluan ini selesai, pengujian diedit dan direvisi seperlunya. Proses pengujian pendahuluan lainnya berlangsung, dan pengembang memanfaatkan temuan tes ini, bersama dengan praktik statistik, untuk melembagakan standar universal yang dengannya semua tes objektif dapat diukur.