Tes darah TSH mengukur hormon perangsang tiroid (TSH) dalam tubuh. Tes mengevaluasi kemungkinan masalah tiroid pada pasien. Ini dilakukan melalui pengambilan darah sederhana, dan digunakan untuk diagnosis awal dan pemantauan fungsi tiroid secara berkelanjutan. Tes darah TSH umumnya dilakukan di laboratorium, atau di kantor dokter, dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
Tes darah TSH sering diperintahkan oleh dokter ketika ada tanda-tanda hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Ini juga dapat membantu menentukan penyebab spesifik hipotiroidisme. Tes darah tiroid juga dipesan secara berkala untuk pasien yang sedang menjalani pengobatan untuk salah satu kondisi tiroid, untuk menentukan apakah dosis obat saat ini sudah benar. Bayi yang baru lahir terkadang menjalani tes darah TSH untuk memeriksa fungsi tiroid yang rendah.
Kadar hormon perangsang tiroid yang tidak normal mungkin mengindikasikan masalah tiroid. Kadar TSH yang tinggi biasanya menunjukkan hipotiroidisme, yang berarti kelenjar tiroid kurang aktif. Tingkat TSH yang rendah bisa berarti tiroid terlalu aktif, suatu kondisi yang disebut hipertiroidisme. Jika tes darah TSH kembali menunjukkan kadar TSH tinggi atau rendah, tes darah tiroid tambahan mungkin dipesan.
Tingkat TSH yang tinggi atau rendah pada pasien yang sudah didiagnosis dengan kondisi tiroid dapat menunjukkan tingkat pengobatan yang tidak tepat. Kadar yang rendah pada pasien dengan hipotiroidisme mungkin menunjukkan dosis yang terlalu tinggi, sedangkan kadar TSH yang tinggi dapat berarti dosis obat yang terlalu rendah. Hasil tes membantu dokter menyesuaikan dosis obat untuk menjaga kadar TSH dalam kisaran normal.
Tes antibodi T3, T4, dan tiroid adalah kemungkinan lain. Hormon perangsang tiroid mengatur produksi T3, atau triiodothyronine, dan T4, atau tiroksin. Tes T3 dan T4 dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang masalah tiroid yang terjadi pada pasien. Kadar T3 dan T4 yang rendah biasanya menyertai kadar TSH yang tinggi pada mereka yang mengalami hipotiroidisme. Kadar T3 dan T4 yang tinggi berhubungan dengan kadar TSH yang rendah pada pasien hipertiroidisme.
Faktor-faktor tertentu mempengaruhi keakuratan tes darah TSH, termasuk stres atau penyakit kronis. Obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi hasil, termasuk dopamin, lithium, heparin, levodopa, kortikosteroid, methimazole, dan propylthiouracil. Sinar-X atau tes yang menggunakan bahan radioaktif dalam empat hingga enam minggu terakhir terkadang juga menyebabkan hasil tes yang tidak akurat. Tingkat hormon perangsang tiroid mungkin juga rendah selama trimester pertama kehamilan. Dokter harus mengetahui tentang faktor-faktor ini sebelum tes darah TSH dilakukan.