Trigger point therapy adalah jenis terapi pijat yang ditujukan untuk mengatasi nyeri otot yang menusuk yang dapat terjadi di berbagai titik di tubuh yang disebut trigger point. Terapi titik pemicu terkait dengan pelepasan myofascial, jenis terapi pijat lain yang menangani ketegangan dan pelepasan otot, meskipun jenis terapi ini cenderung lebih invasif. Terapi trigger point seringkali memberikan manfaat positif bagi penderita nyeri kronis, karena terapi bertujuan untuk menghilangkan area yang nyeri, bukan mengobati tegangan permukaan atau peradangan.
Terapi titik pemicu beroperasi di bawah prinsip bahwa produk limbah dari tubuh cenderung menumpuk di sekitar kelompok saraf. Jika dibiarkan, produk limbah ini akan membentuk bintil atau pita yang dapat dirasakan di jaringan, sehingga memberikan tekanan pada gugus saraf. Formasi ini disebut titik pemicu, karena tekanan pada otot dapat menyebabkan titik pemicu aktif, terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat tajam. Jenis terapi ini mencari dan menghancurkan nodul ini untuk membantu menghilangkan rasa sakit.
Seringkali, rasa sakit tidak berada di dekat lokasi titik pemicu, karena titik pemicu bekerja pada saraf. Misalnya, rasa sakit di pergelangan kaki mungkin disebabkan oleh titik pemicu di lutut yang memberi tekanan pada saraf pergelangan kaki saat berjalan ke kaki. Otak mengalami kesulitan menafsirkan sensasi, menyampaikannya hanya sebagai rasa sakit di pergelangan kaki. Pasien dengan nyeri kronis yang tidak dapat dijelaskan mungkin mengalami titik pemicu, dan mungkin ingin mempertimbangkan terapi titik pemicu sebagai suplemen untuk perawatan mereka.
Titik-titik pemicu menyebabkan peningkatan ketegangan otot, pemendekan otot, perasaan kesemutan, mati rasa, nyeri menusuk yang tajam, dan kadang-kadang dapat menyebabkan mual dan gangguan keseimbangan. Titik pemicu aktif adalah titik pemicu yang menyebabkan rasa sakit, sedangkan titik pemicu laten menumpuk di otot, dan akan dilepaskan oleh stres, ketegangan, atau gerakan yang tidak biasa di masa mendatang.
Terapi titik pemicu terkadang dapat dikaitkan dengan nyeri singkat karena titik pemicu dipecah dan didistribusikan ke dalam tubuh untuk diserap kembali. Untuk alasan ini, penting untuk memilih terapis berkualifikasi tinggi yang tidak akan menyebabkan kerusakan jaringan permanen saat melakukan terapi ini. Klien mungkin mengalami nyeri otot selama beberapa hari setelah sesi terapi, dan harus sering melakukan peregangan untuk mencegah otot berkontraksi. Rasa sakit atau mati rasa yang berkepanjangan merupakan indikator bahwa ada sesuatu yang salah, dan harus ditangani oleh dokter. Klien harus selalu berkonsultasi dengan dokter pribadi mereka sebelum memulai terapi pijat, untuk memastikan bahwa pijat tidak dikontraindikasikan untuk kesehatan mereka.