Apa Itu Terapi Tertawa?

Terapi tawa adalah praktik melepaskan tawa dengan sengaja untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional seseorang. Diyakini bahwa tertawa dapat menghasilkan sejumlah manfaat fisik dan psikologis, dan para pendukung terapi tawa berpendapat bahwa itu berguna baik bagi mereka yang berada di tengah krisis yang serius maupun mereka yang menghadapi tekanan sehari-hari. Jenis terapi ini mungkin melibatkan tawa asli dan buatan, dan dapat dilakukan dalam kelompok atau sendiri. Mereka yang melakukan sesi terapi tawa mungkin menghadapi tantangan untuk menemukan latihan yang menurut semua peserta lucu dan membuat individu yang pemalu untuk berpartisipasi.

Penelitian menunjukkan bahwa tertawa dapat menghasilkan sejumlah manfaat bagi pikiran dan tubuh. Misalnya, dapat menghilangkan stres, kesedihan, dan ketakutan, dan dapat meningkatkan sikap seseorang terhadap masalah seperti pengangguran atau penyakit. Tertawa juga dapat memberikan berbagai manfaat fisik pada beberapa individu, seperti peningkatan tekanan darah dan pencernaan serta berkurangnya rasa sakit. Memperhatikan manfaat kesehatan potensial tersebut, dokter dan peneliti tertentu mulai mengembangkan konsep terapi tawa di akhir abad ke-20. Jenis terapi ini dapat digunakan untuk mereka yang menghadapi tantangan yang signifikan, seperti penyakit terminal, serta mereka yang hanya ingin meningkatkan respons mereka terhadap tekanan kehidupan sehari-hari.

Format yang tepat dari sesi terapi tawa dapat sangat bervariasi. Mereka dapat terdiri dari kegiatan informal, seperti menonton film lucu atau membaca buku konyol, atau dapat berbentuk sesi terstruktur di mana peserta melakukan serangkaian latihan tertawa. Sesi terapi dapat melibatkan hanya satu atau banyak peserta.

Banyak peneliti percaya bahwa tawa buatan dapat “menipu” otak untuk menghasilkan manfaat kesehatan yang sama dengan tawa asli. Akibatnya, selama sesi terapi tawa terstruktur, pemimpin terapi sering meminta peserta untuk menghasilkan suara tawa yang berlebihan. Meskipun tawa buatan ini mungkin bermanfaat dengan sendirinya, banyak pemimpin terapi mengklaim bahwa kekonyolan latihan tawa palsu sering kali menyebabkan tawa yang tulus di antara para peserta.

Pemimpin sesi terapi tawa mungkin menghadapi beberapa kendala saat mereka mencoba untuk melibatkan peserta terapi. Pertama-tama, dari waktu ke waktu mereka mungkin akan menemukan bahwa latihan yang tampak lucu bagi satu peserta tidak lucu bagi peserta lainnya. Selanjutnya, mereka mungkin merasa sulit untuk mendorong peserta terapi pemalu untuk melepaskan hambatan mereka dan bergabung dalam latihan yang mungkin membuat mereka terlihat konyol.