Apa itu Terapi Seks?

Seks terapeutik biasanya merupakan proses di mana kontak seksual dan keintiman digunakan sebagai pengobatan terapeutik untuk berbagai masalah emosional atau psikologis. Namun, jenis praktik ini cukup kontroversial, terutama bila digunakan oleh terapis dengan kliennya. Seksualitas manusia tentu saja merupakan elemen penting dalam kesehatan mental, meskipun cara seks dapat digunakan untuk membantu seseorang yang mungkin menghadapi masalah tertentu masih bisa diperdebatkan. Seks terapeutik dapat digunakan dalam hubungan antara pasangan atau orang penting lainnya, dalam hal ini sering digunakan oleh satu pasangan untuk membantu yang lain.

Ide dasar di balik seks terapeutik adalah bahwa kontak dan aktivitas seksual dapat menjadi bagian yang sehat dan penting dari identitas dan stabilitas psikologis banyak orang dewasa. Sejumlah masalah emosional dan psikologis yang berbeda dapat mengubah dorongan seksual seseorang; keintiman dan kontak seksual dapat digunakan secara terbalik untuk mempengaruhi berbagai masalah. Seseorang yang menderita depresi, misalnya, sering mengalami penurunan gairah seks dan keinginan untuk melakukan kontak fisik dengan orang lain berkurang. Penggunaan seks terapeutik, bagaimanapun, dapat memicu pelepasan bahan kimia yang berbeda dalam diri seseorang yang secara aktif dapat memerangi ketidakseimbangan kimia lain yang disebabkan oleh depresi atau kondisi lain.
Salah satu masalah utama yang dimiliki beberapa orang dengan seks terapeutik adalah cara penggunaannya. Ada terapis seks yang menawarkan layanan mereka kepada klien, berinteraksi dengan mereka melalui rangsangan dan kontak seksual. Psikolog profesional lainnya, konselor, dan terapis sering merasa bahwa kontak seperti itu antara seorang profesional dan klien tidak tepat dan dapat digunakan oleh beberapa terapis untuk mengambil keuntungan dari klien mereka. Ada juga argumen dari beberapa anggota parlemen dan pemimpin agama bahwa jenis seks terapeutik ini adalah bentuk prostitusi alternatif dan harus diatur dengan cara yang sama.

Di luar kontroversi ini, bagaimanapun, ada bukti yang menunjukkan bahwa hubungan seksual yang sehat dan kontak antara pasangan yang penuh kasih penting untuk kesehatan mental yang kuat. Seks terapeutik, oleh karena itu, dapat dialami dalam hubungan yang mapan untuk membantu satu atau kedua orang dalam hubungan tersebut. Jika seseorang menderita pelecehan fisik atau seksual sebagai seorang anak, misalnya, penggunaan praktik terapeutik untuk membangun keintiman dan kepercayaan antara orang itu dan pasangannya mungkin penting untuk pengembangan hubungan yang sehat. Seks terapeutik juga dapat membantu ketika seseorang telah mengalami perubahan fisik, baik karena penuaan alami atau karena kecelakaan, dan mengalami kesulitan mengenai citra tubuhnya dan menerima perubahan tersebut sebagai bagian dari identitas seksualnya.