Terapi Kristen menerapkan keyakinan agama dalam pengaturan konseling. Mereka yang mencari terapi Kristen biasanya adalah orang Kristen yang ingin menggunakan prinsip-prinsip agama mereka untuk mengatasi kesulitan keluarga, perkawinan, atau lainnya. Klien dalam konseling Kristen bertemu secara teratur dengan terapis untuk mendiskusikan keprihatinan mereka dengan cara yang sama seperti mereka berkonsultasi dengan terapis tradisional atau sekuler.
Terapi Kristen dapat mengatasi masalah seperti kecemasan, depresi, kesedihan, dan kemarahan. Pasangan dapat mengikuti konseling pernikahan, dan keluarga dapat mencari terapi untuk meningkatkan komunikasi dan dinamika keluarga di rumah, terutama setelah perceraian atau pernikahan kembali. Beberapa terapis Kristen berfokus pada masalah yang sangat serius atau mengancam jiwa, seperti pelecehan seksual, kecanduan, dan gangguan makan.
Terlepas dari kebutuhan yang ditangani, seorang konselor Kristen menerapkan perspektif agama untuk pekerjaannya. Ini bisa berarti apa saja mulai dari membahas bagian-bagian Alkitab tentang transformasi dan penebusan hingga membahas nilai-nilai Kristen, seperti mendefinisikan apa yang benar atau salah tentang situasi tertentu dan bagaimana konsep Kristen tentang dosa berperan dalam hubungan dan perilaku manusia. Konselor Kristen juga mencoba membantu klien yang masa lalu religiusnya mungkin telah menciptakan rasa menyalahkan diri sendiri yang menghambat kemampuan mereka untuk mengatasi masalah saat ini.
Terapis Kristen biasanya memiliki gelar lanjutan dalam konseling pastoral atau Kristen serta beberapa tahun pengalaman diawasi dan lisensi dari dewan lokal yang mengatur konseling kesehatan mental. Terapis ini biasanya mempelajari psikologi dan sosiologi serta teologi. Selain itu, beberapa terapis Kristen memiliki latar belakang psikiatri, pekerjaan sosial, dan konseling narkoba dan alkohol.
Sesi dalam terapi Kristen sangat mirip dengan sesi dengan konselor terlatih mana pun dan dimulai dengan riwayat medis dan gambaran umum tentang apa yang telah membawa klien ke dalam terapi. Tergantung pada situasinya, beberapa konselor mungkin berdoa atau membaca bagian-bagian Alkitab dengan klien, terutama jika hal itu membantu membawa kenyamanan bagi seseorang yang berduka atau membutuhkan dukungan yang disediakan oleh ritual keagamaan. Konselor lain mungkin berfokus pada terapi bicara untuk mempelajari lebih lanjut tentang situasi klien.
Salah satu area kontroversial dalam terapi Kristen adalah keyakinan bahwa klien homoseksual dapat mengubah orientasi seksual mereka melalui terapi intensif dan dedikasi untuk menjalani gaya hidup heteroseksual. Beberapa konselor Kristen mempraktekkan apa yang disebut terapi konversi dan mengklaim sukses dengan beberapa klien homoseksual. Mereka yang terlibat dalam terapi konversi sering menghadapi pertanyaan etis, dan komunitas kesehatan mental yang lebih luas umumnya tidak mendukung terapi tersebut.