Apa itu Terapi Keluarga Eksperiensial?

Terapi keluarga pengalaman adalah sekolah psikoterapi keluarga yang dikembangkan oleh Carl Whitaker pada 1960-an. Ini berusaha untuk membantu anggota keluarga individu merasa lebih terpenuhi dan aktualisasi diri dengan membangun tingkat keintiman dan kerjasama dalam unit keluarga. Jenis terapi ini biasanya tidak menyalahkan masalah keluarga pada kualitas individu anggota keluarga, tetapi biasanya meneliti bagaimana interaksi keluarga menyebabkan masalah bagi anggota keluarga secara individu. Terapi keluarga experiential umumnya berusaha untuk membantu anggota keluarga berkomunikasi dan menghormati pikiran dan perasaan satu sama lain. Anggota keluarga biasanya didorong untuk menjadi diri mereka sendiri dan rahasia keluarga biasanya tidak didorong.

Masalah di antara anggota keluarga individu dapat berasal dari jarak dalam hubungan keluarga antarpribadi, atau dari menjaga rahasia dalam keluarga. Beberapa anggota keluarga mungkin merasa terganggu oleh tuntutan keluarga secara keseluruhan. Hal ini dapat mengganggu kemampuan individu untuk sepenuhnya mengekspresikan diri dan memenuhi kebutuhan mereka.

Tidak seperti beberapa jenis terapi keluarga lainnya, terapi ini biasanya mengharuskan terapis memperlakukan pengalaman sebagai jenis terapi untuk dirinya sendiri, juga untuk keluarga. Terapis yang melakukan terapi semacam ini mungkin menjadi lebih terlibat secara emosional dengan klien mereka daripada terapis yang menggunakan teori lain. Terapi keluarga experiential biasanya menekankan pentingnya pengalaman subjektif dan kebutuhan individu. Anggota keluarga secara individu biasanya didorong untuk mengungkapkan perasaan mereka yang tidak diungkapkan dan untuk mencapai tingkat baru keintiman interpersonal dengan anggota keluarga mereka.

Agar terapi ini berhasil, anggota keluarga umumnya harus belajar berkomunikasi satu sama lain dan menghormati kebutuhan unik satu sama lain. Anggota keluarga yang menyimpan rahasia dan yang menjaga fasad ke seluruh dunia sering merasa bahwa mereka tidak bisa menjadi diri mereka sendiri, membuat pilihan mereka sendiri, atau tumbuh dengan cara yang paling menguntungkan mereka. Anggota keluarga umumnya didorong untuk mengembangkan rasa saling menghormati dan integritas. Mereka biasanya diminta untuk mengambil tingkat kemandirian pribadi yang lebih besar, sambil menjalankan peran individu yang dapat membantu keluarga berfungsi lebih lancar, dengan lebih sedikit konflik, dan kepuasan yang lebih besar di antara anggota.

Terapis sering mencapai tujuan ini dengan merangsang situasi emosional selama terapi. Setelah anggota keluarga mengungkapkan perasaan mereka yang tertahan, terapis sering dapat membimbing keluarga secara keseluruhan untuk membangun lingkungan yang saling menghormati, otonomi, dan kolaborasi. Terapis biasanya melihat pekerjaan ini sebagai subjektif, sehingga anggota keluarga biasanya diperbolehkan untuk mempertahankan perspektif mereka sendiri, tanpa diberitahu bahwa ada yang salah dan ada yang benar.

Jenis terapi keluarga ini umumnya membutuhkan partisipasi penuh dari setiap anggota kelompok, dan beberapa keluarga gagal mendapatkan manfaat karena masalah non-kooperatif. Keluarga umumnya sudah relatif stabil untuk mendapatkan manfaat dari terapi semacam ini. Jenis terapi keluarga ini umumnya berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional di antara anggota keluarga, daripada menata ulang keluarga itu sendiri.