Apa Itu Tepung Tapioka?

Diekstrak dari akar kering tanaman Singkong, tepung tapioka berwarna putih, biasanya memiliki rasa yang sedikit manis dan kandungan pati yang sangat tinggi. Tepung tapioka digunakan di seluruh dunia sebagai bahan pengental. Tepung jenis ini juga populer sebagai bahan kue yang bebas gandum dan bebas gluten.

Tepung tapioka paling sering digunakan sebagai bahan pengental dalam saus atau makanan penutup atau sebagai komponen dalam pembuatan kue. Tepung itu sendiri adalah pengikat yang unggul, dan memiliki rasa yang cukup hambar dan netral dengan sendirinya. Ini sering diganti dengan tepung jagung atau pati garut, meskipun masing-masing pati ini mempengaruhi masakan secara berbeda. Tepung tapioka sangat bergetah dan menjadi bening dan berkilau saat dimasak.

Saat memanggang, tepung tapioka tidak boleh langsung diganti dengan tepung terigu. Jika tapioka diinginkan sebagai pengganti tepung bebas gluten, biasanya dikombinasikan dengan tepung kentang, xanthan gum dan kemudian tambahan tepung bebas gluten seperti tepung beras. Kombinasi seperti itu diperlukan untuk mendapatkan semua elemen tekstur yang diinginkan dari sebagian besar makanan yang dipanggang.

Secara nutrisi, tepung tapioka didominasi pati. Ini relatif rendah kalori tetapi juga rendah vitamin dan mineral penting. Profil nutrisi tepung tapioka yang terbatas menyebabkan penggunaannya hanya sebagai pengental di sebagian besar negara maju.

Tanaman induk tapioka adalah singkong, atau Manihot esculenta. Juga kadang-kadang disebut ubi kayu atau yuca, singkong berasal dari Amerika Selatan. Meskipun masih dimakan oleh orang-orang di Amerika Selatan, singkong sekarang dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia dan telah berlangsung selama ratusan tahun. Memang, singkong tetap menjadi makanan pokok bagi jutaan orang.

Umbi singkong tidak dikonsumsi secara luas di luar daerah tropis dan subtropis. Tapioka, bagaimanapun, muncul dalam beragam masakan di seluruh dunia. Hidangan umum yang terbuat dari tapioka termasuk puding, mutiara tapioka, keripik, roti pipih, dan fufu.

Akar singkong mengandung komponen kimia yang disebut glukosida sianogenik. Saat dimakan, bahan kimia ini berinteraksi dengan enzim yang juga ada di singkong yang melepaskan hidrogen sianida. Budaya di seluruh dunia yang membudidayakan singkong telah mengembangkan metode tradisional menyiapkan akar singkong yang menghilangkan bahaya keracunan sianida. Varietas singkong yang lebih manis, yang biasanya digunakan untuk memproduksi tepung tapioka, mengandung glukosida sianogenik berbahaya dalam jumlah yang lebih rendah. Proses ekstraksi pati singkong untuk menghasilkan tepung kemudian menghilangkan sisa senyawa beracun tersebut.