Apa itu Teori Semantik?

Dalam linguistik, semantik adalah studi tentang bagaimana kata-kata menyampaikan makna. Sebuah teori semantik mencoba untuk menjelaskan hubungan antara kata, atau penanda, dan objek dunia nyata, ide, dll. yang dijelaskannya, yang disebut petanda atau denotata. Ada dua kategori utama teori semantik: teori formalis, yang melihat makna yang terkandung dalam bahasa, dan teori kognitif, yang melihat makna yang terkandung dalam konteks bahasa.

Teori semantik mencoba untuk memecahkan kesulitan bahwa manusia mampu menciptakan dan memahami jumlah kalimat yang hampir tidak terbatas, bahkan yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Sementara sebagian besar jenis pengetahuan mengandalkan ingatan, pikiran mampu memahami ucapan-ucapan yang tampaknya tidak berhubungan langsung dengan ingatan. Misalnya, pikiran mampu memvisualisasikan isi semantik dari kalimat “Jerapah menyikat giginya” tanpa pernah melihat jerapah menyikat giginya. Ini dikenal sebagai masalah proyeksi.

Teori semantik formalis, yang sangat populer selama tahun 1960-an, mendefinisikan semantik sebagai deskripsi linguistik dikurangi tata bahasa; yaitu uraian tentang bahasa apa yang dapat dikomunikasikan yang tidak secara langsung berhubungan dengan bagaimana kalimat dibentuk. Data semantik utama, dalam pandangan ini, adalah kata-kata konten — kata-kata yang mengomunikasikan sesuatu tentang dunia di luar bahasa — sebagai lawan dari kata-kata fungsi, yang menyampaikan informasi tata bahasa. Teori semantik formalis tentu saja mengakui bahwa hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer kecuali dalam kasus onomatopoeia. Di sisi lain, teori ini melihat makna secara objektif terkandung dalam sistem bahasa yang koheren dan kohesif.

Sebaliknya, teori semantik kognitif mendalilkan bahwa tata bahasa sebenarnya adalah bagian dari semantik, bukan studi terpisah. Menurut teori ini, makna bahasa tidak dapat dipisahkan dari ingatan dan pengalaman pendengar. Bahkan ucapan-ucapan unik sebenarnya diinterpretasikan dalam konteks ingatan lain, meskipun makna yang tepat dari ucapan tersebut adalah novel. Misalnya, kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan “Jerapah menyikat giginya” bergantung pada kategori semantik yang dimiliki orang tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu dengan masing-masing komponennya — jerapah, menyikat gigi, dan gigi. Jika orang tersebut tidak memiliki kategori tersebut, atau jika mereka tidak cocok secara tepat dengan kategori orang lain, isi semantik kalimat diubah.

Salah satu dari teori ini mungkin mengambil pendekatan berbasis kebenaran untuk semantik; yaitu, mungkin mengevaluasi isi semantik dari sebuah pernyataan berdasarkan apakah itu benar atau salah. Dalam pendekatan formalis, konten semantik dinilai “benar” jika tidak bertentangan dengan pernyataan lain yang benar secara semantik dan karena itu cocok dengan tubuh pengetahuan faktual. Dalam pendekatan kognitif, suatu pernyataan hanya dapat dianggap benar jika dapat diamati demikian dalam konteksnya.