Apa itu Teori Keadaan Tetap?

Teori keadaan tunak adalah model kosmologis alam semesta di mana alam semesta mengembang, namun secara spasial identik dengan bagaimana selalu dan akan selalu. Hal ini disebabkan keadaan konstan penciptaan materi di alam semesta, yang memungkinkan alam semesta mengembang namun menciptakan materi yang cukup untuk memastikan bahwa di semua waktu dan ke segala arah alam semesta adalah sama. Rasa homogenisasi universal sering disebut sebagai prinsip kosmologis yang sempurna dan merupakan faktor kunci dari teori tersebut. Teori keadaan mapan, dan variasi serupa, sering dianggap sebagai alternatif yang paling mungkin dari teori big bang dan model kosmologis.

Selama abad ke-20, penemuan-penemuan tertentu dalam ilmu fisika mengarah pada pengembangan teori kosmologis baru seperti teori keadaan tetap. Sebelum waktu ini, kebanyakan teori biasanya menunjukkan bahwa alam semesta adalah sama di segala arah, dan selalu sama dan akan selalu sama. Namun, tidak ada rasa ekspansi universal, sehingga ukuran alam semesta dianggap konstan.

Teori keadaan tunak, bagaimanapun, berasal dari dua sumber utama: teori relativitas umum Albert Einstein, dan pengamatan astronom Edwin Hubble yang menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Penemuan-penemuan ini membuat visi sebelumnya tentang alam semesta statis tidak masuk akal secara ilmiah, sehingga teori-teori baru diperlukan untuk menjelaskan bagaimana alam semesta menjadi seperti yang telah diamati. Teori keadaan tunak dan teori big bang termasuk di antara dua model utama alam semesta, dan dengan cara tertentu keduanya merupakan model yang cukup berlawanan.

Menurut teori keadaan tunak, alam semesta mengembang tetapi distribusi materi di seluruh alam semesta adalah sama dan konstan. Perasaan tentang alam semesta yang homogen ini, mungkin, menarik secara estetis dan ideal secara logis dengan cara yang memuaskan. Namun, untuk menjelaskan distribusi materi yang merata di alam semesta yang mengembang, materi baru harus diciptakan untuk menggantikan ekspansi alam semesta.

Teori keadaan mapan biasanya mengaitkan penciptaan ini dengan “medan C” yang tidak hanya menciptakan materi baru tetapi juga menyebabkan perluasan alam semesta. Salah satu kelemahan utama teori ini, yang memperkuat teori big bang, adalah bahwa di alam semesta homogen harus ada distribusi objek yang sama seperti quasar, yang akan menjadi bukti alam semesta tua yang stabil. Namun, objek-objek seperti itu hanya diamati pada jarak yang sangat jauh, yang mendukung gagasan bahwa benda-benda yang lebih tua di alam semesta ini telah berkembang dari waktu ke waktu dan jarak, dan bukan melalui penciptaan yang stabil dan spontan. Meskipun banyak fisikawan cenderung memandang teori big bang sebagai model alam semesta yang paling mungkin, masih ada beberapa pembelaan terhadap teori keadaan tunak dan konsep serupa seperti model keadaan tunak semu.