Apa itu Teori Atribusi?

Teori atribusi adalah sebuah konsep dalam psikologi. Sebagai bagian dari upaya untuk memahami dunia dan melakukan kontrol, orang biasanya mencoba mengaitkan penyebab dengan tindakan dan peristiwa, percaya bahwa segala sesuatu memiliki penjelasan, jika seseorang menggali cukup jauh. Cara atribusi bermain bisa sangat mengungkapkan, karena, mungkin tidak mengherankan, orang memiliki standar yang berbeda dalam hal atribusi. Penerapan standar-standar ini dapat menimbulkan prasangka, ketidakseimbangan kekuasaan, dan masalah sosial serupa.

Dalam teori atribusi, ada dua kemungkinan penjelasan untuk suatu peristiwa atau tindakan. Salah satunya adalah internal, juga dikenal sebagai intrinsik; penjelasannya berasal dari fakta bahwa seseorang atau sesuatu dimotivasi oleh kekuatan internal. Misalnya, ketika seseorang mengatakan “jangan pedulikan Sally, memang begitu adanya”, mereka menggambarkan atribusi internal. Sebaliknya, ketika faktor situasional, lingkungan, atau ekstrinsik diyakini sebagai penyebab sesuatu, seseorang melakukan atribusi eksternal. Sebagai contoh, seseorang mungkin mengatakan “John akan mendapatkan laporan tepat waktu, tetapi servernya mogok.”

Satu hal yang menarik untuk dicatat tentang teori ini adalah bahwa orang tidak konsisten ketika menerapkan atribusi. Ketika seseorang melakukan kesalahan, ia akan cenderung menyalahkan kesalahan tersebut pada faktor eksternal. Ketika seseorang mengidentifikasi kesalahan yang dibuat oleh orang lain, faktor internal sering disalahkan. Hal ini memungkinkan orang untuk mengalihkan tanggung jawab atas kesalahan pribadi ke faktor eksternal, sambil meminta orang bertanggung jawab secara pribadi atas kesalahan yang telah mereka buat.

Ketika seseorang sukses, ini sering dikaitkan dengan faktor internal seperti keterampilan atau kompetensi. Ketika tabel dibalik dan kesuksesan diakui pada orang lain, orang lebih cenderung menyarankan bahwa faktor eksternal seperti keberuntungan yang bertanggung jawab. Kecenderungan-kecenderungan ini mengilustrasikan bahwa orang-orang suka menerima pujian atas keberhasilan, dan sebisa mungkin menghindari kesalahan.

Interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh teori atribusi juga. Orang akan sering menggunakan teori ini untuk mengklaim beberapa kemuliaan yang tercermin, seperti ketika penggemar olahraga mengatakan “kami menang”, bahkan jika mereka tidak berada dalam tim. Sebaliknya, atribusi dapat digunakan untuk menjauhkan diri dari kegagalan; mungkin “mereka kalah” ketika tim seseorang kalah.

Memahami teori atribusi dapat menjadi penting ketika menantang bias sendiri, atau ketika mencoba memahami dinamika kelompok. Mengetahui bahwa orang akan mengklaim tanggung jawab pribadi untuk sukses dan menyalahkan kegagalan pada orang lain dapat menjadi sangat penting di tempat kerja, di mana orang menggunakan teori atribusi saat mereka berjuang untuk promosi, pengakuan, dan reputasi yang baik.