Apa itu Teologi Calvinis?

Teologi Calvinis mengacu pada doktrin John Calvin, seorang reformator Kristen abad ke-16. Gereja-gereja modern yang menganut teologi Calvinis termasuk Presbiterian Ortodoks, Presbiterian Reformed dan beberapa kelompok Baptis, antara lain. Doktrin dasar dari sistem kepercayaan ini, yang diformalkan oleh Sinode Dordt pada tahun 1619, adalah “kebobrokan total, pemilihan tanpa syarat, penebusan terbatas, anugerah yang tak tertahankan, dan ketekunan keselamatan” (TULIP). Berbagai kelompok dapat mengambil berbagai pendekatan terhadap model lima poin Calvinisme, tetapi ide-ide menyeluruh cukup konsisten dan mengarah pada kesamaan doktrinal dan budaya lainnya di antara denominasi Calvinis.

Kerusakan total, dalam teologi Calvinis, adalah keyakinan bahwa manusia pada dasarnya berdosa sejak lahir dan bahwa semua upaya manusia untuk memperbaiki diri pada dasarnya tidak efektif. Pandangan ini mirip dengan ajaran Katolik tentang dosa asal, tetapi bertentangan dengan keyakinan teologis Kristen humanis bahwa manusia mampu memperbaiki diri. Pemilihan tanpa syarat adalah pandangan bahwa Tuhan memilih individu untuk diselamatkan berdasarkan pilihannya sendiri daripada jasa mereka, karena menurut doktrin kerusakan total manusia tidak memiliki jasa. Mereka yang tidak ditakdirkan untuk keselamatan, dalam sebagian besar pandangan Calvinis, ditakdirkan untuk neraka.

Pendamaian terbatas berarti bahwa penebusan Kristus hanya menutupi dosa orang-orang pilihan, bukan dosa semua orang. Teologi yang kontras, seperti Armenianisme, mungkin berpendapat bahwa penebusan itu atas nama semua orang dan bahwa pilihan seseorang untuk menerima atau menolak penebusan itulah yang menentukan apakah dosanya diampuni. Dalam teologi Calvinis, bagaimanapun, seseorang tidak membuat pilihan tentang apakah akan diselamatkan, tetapi ditarik ke keselamatan oleh kasih karunia Allah yang tak tertahankan, yang merupakan keempat dari lima poin Calvinisme.

Menurut teologi Calvinis, karena Allah memilih orang-orang pilihan, Ia juga memberi mereka kekuatan untuk bertekun dalam iman mereka. Doktrin ini dikenal sebagai ketekunan keselamatan atau ketekunan orang-orang kudus. Mereka yang mengikuti doktrin ini percaya bahwa seorang anggota umat pilihan tidak dapat kehilangan keselamatannya dengan berpaling dari iman, dan orang yang tampaknya melakukan hal itu terbukti tidak benar-benar menjadi salah satu dari orang-orang pilihan.

Teologi Calvinis sering dianggap sebagai teologi yang sangat gelap karena penekanannya pada kebobrokan manusia dan pandangannya bahwa mereka yang tidak terpilih ditakdirkan untuk masuk neraka. Secara historis, Calvinis cenderung memiliki kode moral yang ketat. Kaum Puritan, misalnya, adalah kelompok Calvinis Inggris pada abad ke-16 dan ke-17 yang dikenal karena ketidaksetujuan mereka terhadap perayaan Natal dan teater, antara lain. Di sisi lain, kaum Puritan Amerika awal kadang-kadang lebih dikenang secara positif karena individualisme mereka dan struktur sosial yang relatif egaliter.