Apa itu Tenun Navajo?

Terletak di barat daya Amerika Serikat, suku Navajo terkenal dengan teknik dan produk tenunnya, seperti permadani dan selimut. Tenun Navajo telah berkembang secara signifikan dari waktu ke waktu. Ini pertama kali dimulai dengan fokus pada selimut, desain dasar, dan warna sederhana yang bernuansa bumi. Tenun Navajo modern menggabungkan desain dan pola yang kompleks dan berbagai macam warna, dan memiliki penekanan pada pembuatan karpet.

Menurut mitologi Navajo, Spider Man dan Spider Woman mengajarkan Changing Woman, orang suci suku, cara menenun. Spider Man menunjukkan cara membuat alat tenun dan alat tenun dari kerang dan batu Navajo. Spider Woman mengajari Changing Woman teknik dasar menenun. Salah satu legenda populer adalah bahwa tenun Navajo mirip dengan jaring laba-laba kosong, yang biasanya memiliki untaian garis tambahan yang menunjukkan arah keluarnya laba-laba. Banyak selimut dan permadani Navajo memiliki garis benang tambahan di salah satu sudutnya untuk memberi penghormatan dan penghormatan kepada Spider Woman.

Tenun Navajo kuno dipengaruhi oleh suku Indian Pueblo yang bertetangga. Pueblos memperkenalkan teknik tenun sabuk, yang menggunakan benang vertikal yang diikat erat di antara sepasang batang kayu. Batang atas diikatkan pada sebatang pohon, dan batang bawah diikatkan pada pinggang penenun. Lampiran “sabuk” memungkinkan penenun untuk mengontrol ketegangan di alat tenun, dan itu membebaskan tangannya untuk manuver warna benang yang berbeda. Sebagian besar produk tenun kuno terbuat dari kayu, hanya memiliki pola desain bergaris dan berwarna alami, seperti putih, abu-abu, coklat, dan krem.

Alat tenun tegak, atau vertikal, diperkenalkan pada pertengahan 1600-an. Hal ini memungkinkan Navajo untuk bereksperimen dengan warna dan pola yang berbeda. Pada awal 1800-an, warna-warna cerah, seperti merah, pewarna cochineal dan biru, pewarna nila banyak ditemukan di tenun Navajo. Pada saat itu, desain bergaris dasar berkembang menjadi persegi panjang, berlian, segitiga, dan kotak. Selimut mulai digunakan sebagai simbol status, dikenakan oleh kepala suku dan tokoh suku.

Pada awal abad ke-20, tenun Navajo berubah lagi dengan diperkenalkannya pewarna nabati dan kimia. Ini memungkinkan penenun Navajo untuk menggunakan ratusan corak warna, termasuk warna-warna pastel yang lebih lembut. Banyak warna yang diasosiasikan dengan dekorasi Southwestern, seperti peach, pink dan turquoise, mulai digunakan pada permadani dan selimut Navajo. Sebagian besar produk tenun Navajo asli digunakan untuk kehangatan dan perdagangan, tetapi banyak karya modern digunakan sebagai dekorasi dan dipajang di galeri seni dan koleksi.