Rekayasa akuakultur adalah rekayasa fasilitas, peralatan, proses, dan sistem yang diperlukan untuk menumbuhkan dan memanen hewan dan tumbuhan air untuk tujuan komersial. Ada beberapa program pendidikan formal di seluruh dunia yang dikhususkan untuk teknik akuakultur. Orang yang berpraktik di bidang ini biasanya memiliki gelar dalam akuakultur, ilmu biologi, atau disiplin ilmu teknik tradisional, seperti teknik pertanian atau teknik lingkungan.
Akuakultur adalah industri yang berkembang pesat yang berusaha memenuhi permintaan ikan, kerang, rumput laut, dan spesies air lainnya di seluruh dunia yang terus meningkat. Karena ikan adalah produk utama industri, akuakultur umumnya dikenal sebagai budidaya ikan. Ikan dan spesies air lainnya dibiakkan, ditanam, dipanen, dan diproses di bawah kondisi terkendali yang dirancang untuk memaksimalkan hasil dan keuntungan serta meminimalkan biaya dan dampak lingkungan.
Peternakan ikan dan fasilitas serupa sangat bergantung pada air. Beberapa operasi menanam tanaman mereka di luar ruangan, seringkali di kandang yang ditempatkan di badan air alami atau buatan manusia. Spesies air tawar dapat tumbuh di kolam atau waduk, sedangkan spesies laut biasanya dibesarkan di perairan laut. Ini disebut proses berintensitas rendah, karena berlangsung di lingkungan terbuka di mana para insinyur mungkin hanya memiliki kendali terbatas atas beberapa aspek operasional. Akuakultur intensitas tinggi dipraktekkan di tangki atau fasilitas dalam ruangan lainnya di mana kondisinya dapat dikontrol dan dipelihara dengan ketat.
Rekayasa akuakultur sangat memperhatikan masalah air, terutama sirkulasi air dan kualitas air. Bidang-bidang ini membutuhkan keahlian dalam hidrologi, hidrolika, dan aspek oseanografi, teknik sipil, dan teknik lingkungan. Insinyur akuakultur sering dipanggil untuk merancang atau mengawasi pengoperasian dan pemeliharaan pompa, sistem perpipaan, dan peralatan transportasi air lainnya. Pengetahuan tentang kimia air juga penting. Operasi budidaya laut menggunakan air laut dan fasilitas budidaya air tawar menggunakan perairan pedalaman memiliki persyaratan kimia air yang sangat berbeda.
Pembentukan dan penanganan limbah menjadi perhatian utama dalam budidaya ikan, karena banyak hewan yang terkurung di tempat yang terbatas. Bahan limbah meliputi urin, kotoran, makanan yang tidak dimakan, dan bangkai ikan yang mati. Limbah ini menimbulkan bahaya kesehatan bagi ikan di kandang terbatas dan merupakan masalah lingkungan di perairan pedalaman dan laut. Ini berarti sistem pengolahan, pembuangan, dan pembuangan limbah diperlukan di sebagian besar fasilitas akuakultur skala besar.
Ilmu biologi, khususnya biologi spesies akuatik, merupakan komponen kunci lain dari rekayasa akuakultur. Pengetahuan tentang ilmu biologi diperlukan untuk merancang dan mengoperasikan sistem yang akan menjaga makhluk hidup tetap sehat dan berkembang. Ini juga merupakan kunci untuk memenuhi kebutuhan lingkungan mereka untuk reproduksi.
Selain keterampilan inti ini, teknik akuakultur biasanya membutuhkan keahlian di bidang lain. Salah satu contohnya adalah mengawasi desain dan konstruksi bangunan, fasilitas, dan badan air atau tangki luar ruangan. Pemrosesan spesies air menjadi produk akhir mungkin memerlukan mesin khusus, termasuk robotika atau sistem otomatis. Peralatan pemantauan, pengujian, dan kontrol kualitas air yang canggih sering digunakan dalam operasi akuakultur. Pemodelan komputer juga mungkin diperlukan untuk memprediksi atau mensimulasikan kondisi kualitas air atau produksi ikan dari waktu ke waktu dalam berbagai kondisi operasional.