Dalam linguistik, teori tata bahasa universal menyatakan bahwa ada aturan struktural dasar tertentu yang mengatur bahasa yang diketahui semua manusia tanpa harus mempelajarinya. Ini adalah salah satu cara untuk menjelaskan bagaimana manusia memperoleh bahasa — jika otak sudah siap untuk memahami struktur kalimat tertentu, ini menjelaskan bagaimana anak-anak dapat memahami dan mengucapkan kalimat yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Pendukung teori ini menunjukkan unsur-unsur yang umum dalam bahasa yang berbeda sebagai bukti.
Teori
Kapasitas bahasa — kemampuan manusia untuk mengembangkan cara mengomunikasikan informasi yang rumit — adalah fenomena kompleks yang coba dijelaskan oleh para peneliti dengan berbagai cara. Pada awal abad ke-20, sebagian besar ahli percaya bahwa bahasa dipelajari seperti proses lainnya, melalui peniruan, percobaan, dan kesalahan. Sebaliknya, teori tata bahasa universal menyatakan bahwa ada proses fisik yang lebih dalam yang bekerja: bahwa otak itu sendiri dirancang untuk memungkinkan manusia menggunakan bahasa tata bahasa. Dengan asumsi ini benar, manusia secara teoritis dapat mengembangkan bahasa tanpa diajarkan oleh orang lain.
Pendekatan ini bersifat kontekstual, artinya meskipun diyakini ada kesamaan di antara semua bahasa, tidak semua bahasa memiliki tata bahasa yang sama. Itu tidak berusaha untuk menentukan fakta independen yang berlaku untuk setiap bahasa di Bumi. Aturan-aturan ini menguraikan bagaimana bahasa manusia berkembang ketika dihadapkan dengan prinsip-prinsip dasar ini. Dengan menggabungkan aturan dengan pengamatan tentang suatu bahasa, ahli bahasa sering kali dapat menentukan urutan kata, fonem, dan sifat dasar bahasa lainnya.
Sejarah
Pengamatan bahwa tampaknya ada aturan umum untuk semua bahasa manusia telah ada setidaknya sejak abad ke-13. Secara historis, para filsuf percaya bahwa fitur-fitur ini berasal dari bahasa Taman Eden, yang dianggap sebagai bahasa asli umat manusia. Teori ini sebagian besar telah ditinggalkan demi alternatif yang menghubungkan elemen-elemen umum ini dengan evolusi pikiran manusia dan caranya memproses bahasa.
Aspek paling terkenal dari garis pemikiran ini dikemukakan oleh ahli bahasa Noam Chomsky pada 1950-an. Chomsky mengusulkan tata bahasa universal yang tertanam dalam otak semua manusia yang mendasari semua bahasa. Dengan alasannya, anak-anak belajar bahasa ibu mereka menggunakan tata bahasa bawaan ini sebagai struktur pendukung. Meski begitu, anak tetap harus diajari ciri-ciri khusus bahasanya melalui interaksi sosial.
Kemiskinan Stimulus
Salah satu pernyataan utama yang mendasari teori tata bahasa universal disebut Argumen Kemiskinan Stimulus. Klaim ini menyatakan bahwa anak-anak tidak terkena cukup stimulus — orang yang berbicara bahasa ibu — untuk dapat belajar bahasa dengan benar. Ada banyak sekali cara kata-kata dapat disatukan, dan tidak ada aturan untuk melakukannya yang jelas lebih benar daripada yang lain. Selain itu, argumen ini menyatakan, anak-anak biasanya diberikan bukti positif tentang cara berbicara yang benar, tetapi jarang diberikan bukti negatif, atau koreksi ketika mereka berbicara tidak sesuai tata bahasa. Namun anak-anak, meskipun dengan jumlah masukan yang relatif terbatas, dapat mempelajari struktur gramatikal bahasa mereka dengan andal. Ini, argumen tersebut menegaskan, harus berarti bahwa ada beberapa kapasitas bawaan untuk struktur bahasa.
Argumen ini sangat kontroversial, dan memiliki banyak kritik. Beberapa orang berpendapat bahwa jumlah rangsangan yang diterima seorang anak dari mendengarkan pembicara lain sebenarnya adalah informasi yang cukup baginya untuk mempelajari tata bahasa dasar bahasa, dan bahwa otak dapat mengenali pola dalam bahasa untuk mengisi apa yang hilang. Yang lain menyatakan bahwa anak-anak dikoreksi dan diberi tahu ketika sebuah kalimat secara tata bahasa salah, dan fakta bahwa mereka jarang (atau tidak pernah) terpapar pada kalimat yang tidak memiliki tata bahasa mengajarkan mereka bahwa struktur tata bahasa itu salah.
Kritik lainnya
Beberapa ahli biologi evolusioner berpendapat bahwa fisik bicara tidak dapat diabaikan ketika mempertimbangkan bagaimana bahasa berkembang. Bahasa tidak hanya melibatkan satu bagian otak, tetapi melibatkan kombinasi struktur saraf. Anatomi mulut, lidah, dan tenggorokan penting, kata mereka, seperti kebutuhan semua bagian ini untuk bergerak bersama untuk menghasilkan ucapan. Ini adalah pengembangan kontrol motorik yang memberikan dasar untuk perkembangan bahasa.
Argumen lain yang dilontarkan melawan tata bahasa universal adalah bahwa teori itu sendiri tidak dapat dipalsukan; dengan kata lain, tidak ada cara untuk membuktikannya salah. Ia mengklaim dapat memprediksi seperti apa bahasa baru nantinya, tetapi ukuran sampelnya cukup kecil sehingga ketika bahasa baru ditemukan, aturan yang ditetapkan terkadang disesuaikan agar sesuai dengan data baru. Jika suatu teori tidak dapat diuji, ia dapat diperdebatkan, maka ia tidak dapat menjadi ilmiah. Hal ini dapat merusak validitasnya sebagai teori prediksi yang kuat, tetapi dapat meninggalkan akurasi deskriptif yang utuh.