Tarian postmodern, seperti bentuk seni postmodern lainnya, berusaha untuk memperkenalkan kembali budaya sehari-hari ke dalam kekosongan yang dirasakan yang diciptakan oleh gerakan seni modern. Gerakan tari modern berusaha untuk memadukan tari teatrikal hingga ke teknik dasar. Beberapa ahli mendefinisikan tari postmodern sebagai gerakan tari yang berbeda yang dimulai oleh Judson Dance Theatre dan hanya berlangsung sampai tahun 1970-an. Banyak karya tari teater yang dibuat setelah tahun 1970-an dapat dilihat sebagai postmodern dengan definisi yang lebih luas.
Bentuk seni tari modern dipelopori oleh Isadora Duncan dan berkembang di bawah pengaruh Ruth St. Denis, Martha Graham dan Merce Cunningham, untuk beberapa nama. Tarian modern, dilihat dari sudut keseluruhan teori seni modern, berusaha untuk memurnikan ekspresi artistik dengan berkonsentrasi pada teknik dan mengecilkan pengaruh masyarakat dan budaya. Teori tari modern masih merasuk dalam dunia tari.
Jika dilihat bersama bentuk seni postmodern lainnya, termasuk seni visual dan sastra, tari postmodern lebih dari sekadar gerakan seni yang terbatas pada 1960-an dan 1970-an. Tarian postmodern bergantung pada referensi budaya massa dan pengalaman sehari-hari untuk menciptakan seni, dan banyak karya tari termasuk dalam kategori ini. Teori tari modern dapat dipandang sebagai “eksklusif”, sedangkan teori tari postmodern bersifat “inklusif”.
Banyak yang memuji Judson Dance Theatre dengan mengembangkan tarian postmodern. Pada tahun 1962 sekelompok penari memberontak terhadap teori tari modern dengan melakukan eksperimen tari yang berbeda di Gereja Old Judson. Mereka menamakan diri mereka Judson Dance Theatre dan berteori bahwa gerakan sehari-hari bisa menjadi bentuk tarian. Mereka juga percaya bahwa siapa pun bisa menjadi penari jika mereka memiliki keinginan, dan tidak diperlukan pelatihan formal. Teater Tari Judson bubar pada tahun 1964, tetapi kelompok kedua yang dipimpin oleh penari eksperimental lainnya, terutama Twyla Tharp, dimulai dan dilakukan hingga tahun 1970-an.
Twyla Tharp, seorang koreografer terkenal, akhirnya pindah menjadi penari yang lebih mainstream, tetapi keterlibatannya dengan budaya populer masih menempatkan sebagian besar karyanya ke dalam definisi postmodernisme yang lebih luas. Dia menggunakan musik populer dengan koreografinya dan menciptakan tarian untuk film seperti Rambut dan Ragtime. Karyanya termasuk ide-ide yang digali dari budaya massa, masyarakat modern dan bentuk seni lainnya.
Beberapa penari masih mendefinisikan diri mereka sebagai postmodern. Misalnya, pada tahun 2011, Ananya Chatterjea, seorang koreografer postmodern yang memproklamirkan diri, menampilkan sebuah karya bersama dengan penari lain di University of Minnesota. Meminjam warisan yang dimulai oleh Judson Dance Theatre, para penari menggunakan gerakan tubuh acak setiap hari dalam karya mereka. Tanggapan terhadap koreografi Chatterjea termasuk kemarahan, keterkejutan dan rasa ingin tahu. Beberapa siswa yang bukan penari juga ingin ikut menari.