Apa itu Tarboosh?

Tarboosh adalah topi pria yang biasanya terbuat dari kain felt. Ini memiliki bagian atas yang rata, tanpa pinggiran, dan pas di kepala. Biasanya dipakai oleh pria Muslim, baik dengan sendirinya atau di bawah sorban. Tarboosh juga sering memiliki rumbai sutra yang menempel di atasnya. Merah adalah warna yang paling umum untuk topi ini.

Berasal dari kata Persia sarpush, yang berarti ‘hiasan kepala’, tarboosh juga dikenal sebagai tarbush. Itu juga disebut fez dan checheya. Fez adalah topi yang awalnya hanya diproduksi di Fez, Maroko, dan sedikit lebih kecil dari tarboosh. Terlepas dari namanya, semua topi jenis ini memiliki bentuk kerucut terpotong yang serupa, yang menyempit saat memanjang ke atas dari kepala.

Topi ini telah populer di beberapa negara selama 200 tahun terakhir. Di Palestina, dua jenis hiasan kepala yang berbeda sering terlihat, tarbush maghribi dan tarbush istambuli. Tipe pertama terbuat dari bahan yang lembut dan berbentuk bulat. Sebaliknya, jenis kedua memiliki sisi lurus dan kaku. Tarboosh yang lebih lembut dikenakan oleh rakyat jelata dan versi yang kaku dikenakan oleh orang-orang yang berkuasa.

Dimulai di Turki pada awal abad ke-17, tarboosh adalah item pakaian formal yang diperlukan untuk pria. Ini berubah pada tahun 1925, ketika pemimpin Turki Muda, Kemal Atatürk, melarang topi dalam upaya membuat mode Turki lebih Barat. Dekritnya tidak diambil dengan baik, sehingga terjadi kerusuhan.

Tarboosh juga digunakan sebagai bagian dari seragam militer Mesir, di bawah pemerintahan Mohamed Ali, yang memerintah Mesir 1805-1848. Dua tarboosh per tahun dikeluarkan untuk tentara. Awalnya, semua topi ini harus diimpor, tetapi Ali menugaskan sebuah pabrik yang mulai memproduksi tarboosh buatan Mesir pada tahun 1825. Belakangan, tarboosh menjadi hiasan kepala semua anggota pemerintah, tetapi pada tahun 1952 pemerintah republik Mesir menghapus resminya. persyaratan pemakaian kepala.

Pada tanggal 29 Oktober 1932, topi ini hampir menyebabkan keretakan diplomatik yang serius antara kedua negara. Utusan diplomatik Mesir untuk Turki, Abdel Malek Hamza Bey, tiba di perayaan Hari Republik mengenakan tarboosh-nya, hanya untuk diberitahu oleh pejabat Turki bahwa ia harus mencopotnya karena kehadirannya akan menyinggung Atatürk. Bey menolak, dan meninggalkan perayaan. Meskipun pemimpin Turki meminta maaf atas insiden tersebut, sikap resmi pemerintah Turki adalah bahwa permintaan maaf tidak diperlukan.