The Great Pacific Garbage Patch dianggap oleh beberapa ilmuwan sebagai istilah yang keliru untuk tumpukan sampah yang mengambang kira-kira seukuran Texas yang dapat ditemukan di antara Oregon dan Kepulauan Hawaii, karena ini menunjukkan bahwa jumlah sampah yang luar biasa dapat dikelola. Apapun namanya, sampah merupakan bencana lingkungan bagi lautan dunia, dan sering digunakan untuk menggambarkan perlunya kebijakan konservasi yang memperhitungkan laut. Ketika diambil sampelnya pada tahun 2001, ia menghasilkan 6 pon (2.7 kilogram) plastik untuk 1 pon (0.45 kilogram) plankton di dalam air.
Tambalan sampah terbentuk dan terus ada karena arus laut. Tambalan tersebut sebenarnya tidak statis pada posisinya, terkadang melayang ke daratan yang sudah mulai menyerupai tempat pembuangan akhir. Ia bergerak dengan Pusaran Subtropis Pasifik Utara, zona udara bertekanan tinggi yang memaksa arus permukaan laut untuk bergerak dalam pola searah jarum jam secara perlahan, menciptakan pusaran air yang menyedot sampah dari bagian lain laut ke dalam pilin. Zona tekanan tinggi sangat stabil, karena disebabkan oleh udara panas dari ekuator yang mendingin saat bergerak ke utara. Ada beberapa pilin seperti itu di seluruh dunia, dan mereka secara tradisional dihindari oleh para pelaut dan nelayan karena tidak memiliki angin dan organisme laut.
Penghindaran tradisional dari Pusaran Subtropis Pasifik Utara berarti bahwa sampah yang dikumpulkan secara perlahan di sana telah mengumpulkan volume yang sangat besar pada saat mulai dikenali. Sebagian besar puing-puing di Great Pacific Garbage Patch terbuat dari plastik, yang tidak terurai. Bahan organik dan puing-puing dari sumber lain pada akhirnya akan terurai, tetapi plastik tidak, meskipun mereka pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan lebih kecil. Greenpeace memperkirakan bahwa sekitar 10% dari plastik yang diproduksi setiap tahun akhirnya berakhir di bagian laut ini.
Risiko lingkungan yang ditimbulkan oleh Great Pacific Garbage Patch sangat beragam. Pertama-tama, wilayah tersebut mendukung kehidupan laut yang minim, karena tumpukan sampah membatasi area air yang terbatas tempat organisme fotosintetik dapat hidup. Kehidupan laut lainnya, termasuk burung, mamalia, ikan, dan ubur-ubur, juga menderita karena mereka menganggap sampah sebagai sampah. makanan. Sampah juga membawa muatan tersembunyi: racun berminyak yang menumpuk di plastik yang mengambang di permukaan air. Racun ini tampaknya diserap dan terkonsentrasi oleh plastik, yang pada gilirannya dimakan oleh hewan tanpa disadari.
Kesadaran publik tentang Great Pacific Garbage Patch meningkat pada tahun 2006, ketika sejumlah artikel berita utama tentang masalah ini diterbitkan. Beberapa ilmuwan khawatir bahwa peningkatan pengetahuan tentang masalah ini mungkin akan terlambat, karena pembersihan mungkin tidak mungkin dilakukan. Isu tersebut memang menyoroti masalah sampah yang semakin meningkat di lautan dunia, dan diharapkan kesadaran akan mendorong konsumen untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka hasilkan, serta memacu kerja sama internasional untuk mengatasi masalah tersebut.