Taman batu Jepang, juga dikenal sebagai taman zen, adalah jenis taman kering yang biasanya tidak mengandung tanaman hijau atau air dan sering dibuat untuk meniru lanskap. Taman ini biasanya terbuat dari pasir, batu, dan kerikil. Semak yang dipahat dengan hati-hati kadang-kadang dapat digunakan di beberapa taman batu Jepang, tetapi ini tidak terlalu umum. Di taman batu rata-rata Jepang, lapisan pasir atau kerikil disapu menjadi garis vertikal atau bergelombang dengan batu yang lebih besar terletak di seluruh. Garis-garis ini di pasir atau kerikil biasanya dianggap mewakili lautan atau badan air lainnya, sedangkan batu yang lebih besar dapat mewakili pulau atau gunung di antara air.
Sejarah taman batu Jepang mungkin berasal dari sekitar 600 AD selama periode Nara di Cina sebelum popularitasnya menyebar ke Jepang, dan taman mungkin telah dirancang oleh pendeta Zen selama waktu itu. Para pendeta akan menghabiskan waktu berjam-jam menyapu pasir dan kerikil menjadi garis vertikal atau riak yang sempurna, karena latihan ini mungkin membantu kemampuan konsentrasi mereka, yang penting untuk meditasi. Taman batu Jepang masih digunakan untuk tujuan ini di Cina dan Jepang, dan ada juga taman batu skala kecil yang dapat dibeli dan ditempatkan di dalam rumah seseorang atau di tempat usaha yang dilengkapi dengan garu kecil. Taman batu kecil ini mungkin sama bergunanya dengan yang lebih besar untuk tujuan meningkatkan kejernihan mental.
Penempatan batu di taman batu Jepang mungkin tampak acak dan tidak masuk akal bagi orang yang tidak mengerti untuk apa batu itu, tetapi penempatan batu sebenarnya sangat tepat dan penting untuk desain taman batu. Ada sekitar lima jenis batu berbeda yang digunakan di taman batu Jepang, dan setiap jenis batu memiliki arti yang berbeda berdasarkan bentuknya. Batu-batu ditempatkan dengan hati-hati di seluruh taman sehingga saling melengkapi untuk membantu menciptakan area meditasi yang damai dan tenang. Beberapa taman batu juga memiliki batu yang ditumpuk di tengahnya untuk menciptakan tempat bagi seseorang untuk duduk dan bermeditasi.
Biasanya dianggap mudah untuk membuat taman batu Jepang. Lubang atau lubang yang lebar awalnya harus digali dan diisi dengan pasir atau kerikil. Setelah pasir dan kerikil ditambahkan ke lubang, biasanya dihaluskan dengan penggaruk. Bebatuan dan batu yang lebih besar kemudian dapat ditempatkan di seluruh kerikil atau pasir dalam pola yang dapat ditentukan oleh pencipta taman. Kebanyakan ahli taman batu Jepang menyarankan orang untuk membuat pola dengan batu dan batu yang tampak menenangkan dan untuk menghindari batu yang memiliki penampilan yang tidak menarik karena batu-batuan ini dapat mengganggu pengaruh menenangkan yang seharusnya dimiliki taman.