Taksonomi tanah adalah praktik mendeskripsikan, mengkategorikan, dan memberi nama tanah. Seperti taksonomi organisme hidup, taksonomi tanah dirancang untuk memudahkan orang mengkomunikasikan informasi tentang berbagai jenis tanah, bagaimana mereka digunakan, sifat-sifatnya, dan di mana mereka ditemukan. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) telah mengembangkan sistem taksonomi tanah kompleks yang digunakan secara luas, dan organisasi tersebut menerbitkan kunci yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanah, serta menengahi ketika perselisihan tentang taksonomi berbagai tanah muncul.
Di bawah sistem taksonomi tanah USDA, tanah disusun menjadi ordo, subordo, grup besar, subgrup, famili, dan deret, dengan ordo sebagai kategori terluas, sedangkan deret adalah yang terkecil. Beberapa contoh dari 12 ordo dalam sistem tersebut antara lain: Gelisols, Oxisols, Vertisols, Aridisols, dan Inceptisols.
Ketika tanah ditaksonomi, komposisinya adalah fitur utama, tetapi para ilmuwan juga mengevaluasi lokasinya, dan faktor-faktor seperti iklim di mana tanah itu ditemukan. Fitur seperti permafrost dapat menjadi penting untuk taksonomi, misalnya, seperti kekeringan atau kelembaban yang ekstrim. Komposisi tanah didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk mineral di daerah tersebut, bahan organik yang membusuk, geologi yang mendasarinya, dan sebagainya, dan pengaruh ini bisa sangat beragam, dengan ribuan jenis tanah yang diakui di bawah sistem USDA.
Sejumlah fungsi dilayani oleh taksonomi tanah. Kemampuan untuk menggunakan tata nama taksonomi sangat penting bagi orang-orang ketika mereka ingin berkomunikasi satu sama lain tentang tanah, daripada menggunakan istilah seperti “tanah gembur, gembur”, mereka dapat memilih rangkaian yang sesuai menggunakan kunci, dengan tepat mengomunikasikan detail dari jenis tanah dalam sebuah nama. Ini berguna dalam persiapan laporan lingkungan dan berbagai macam dokumen lainnya, memungkinkan seseorang di mana saja di dunia untuk segera memahami kondisi tanah di area tertentu ketika dijelaskan secara taksonomi.
Taksonomi tanah juga penting karena menciptakan kerangka kerja yang dapat digunakan orang untuk memahami tanah. Organisasi hierarkis dapat digunakan untuk menguji hubungan antara berbagai jenis tanah, misalnya, dan peneliti dapat menggunakan informasi ini untuk mengeksplorasi geologi, teknik pertanian, dan berbagai topik lainnya. Ilmuwan tanah menggunakan taksonomi secara ekstensif dalam pekerjaan mereka, untuk melakukan segalanya mulai dari menggambarkan tanah di halaman belakang seseorang dan mendiskusikan implikasinya untuk berkebun hingga menjelajahi hilangnya lapisan atas tanah akibat angin kencang, penggurunan, atau banjir.