Tag RFID pasif adalah perangkat untuk merekam informasi elektronik yang dapat ditafsirkan oleh perangkat yang dikenal sebagai pembaca RFID. RFID adalah singkatan dari identifikasi frekuensi radio, dan tag RFID dapat dilampirkan atau ditanamkan pada objek atau makhluk apa pun, termasuk manusia. Pembaca RFID dapat mengakses informasi dalam tag RFID dari jarak jauh dari jarak beberapa yard atau meter. Tag RFID pasif dibedakan dari tag RFID aktif karena tidak memiliki sumber daya independen dan harus diaktifkan oleh pembaca. Tag RFID pasif banyak digunakan di berbagai aplikasi bisnis, pemerintahan, dan transportasi.
Teknologi di balik tag RFID dipelopori pada 1940-an oleh ilmuwan Rusia Leon Theremin, yang menciptakan perangkat pasif tak berdaya yang digunakan untuk menguping dalam operasi spionase Soviet. Kemudian, para ilmuwan mengeksplorasi potensi teknologi untuk penggunaan yang tidak berbahaya, seperti melacak dan mengidentifikasi pesawat. Perangkat ini, yang disebut transponder, masih digunakan di pesawat terbang di zaman modern. Kemajuan teknologi memungkinkan miniaturisasi perangkat, memungkinkan pembuatan tag RFID pasif yang dapat dilampirkan ke objek sebagai microchip, stiker, atau bahkan perangkat medis yang dapat ditanamkan melalui pembedahan.
Tag RFID pasif mencakup sejumlah kecil sirkuit komputer, antena untuk menerima dan mengirimkan informasi, dan terkadang penutup untuk melindungi atau mengisolasi peralatan ini. Sirkuit dan antena bisa sangat kecil sehingga hampir tidak terdeteksi, karena fungsi perangkat yang terbatas tidak memerlukan catu daya atau bagian yang bergerak. Ketika pembaca RFID digunakan dalam jangkauan tag, ia mengirimkan sinyal yang mengaktifkan antena tag. Antena kemudian mengirimkan informasi yang terkandung dalam sirkuit ke pembaca RFID. Sisa waktu tag tidak aktif.
Tag RFID pasif telah digunakan secara luas di industri dan pemerintah sebagai metode pengendalian inventaris, menggantikan metode sebelumnya yang membutuhkan input data produk yang memakan waktu. Chip RFID implan telah lama digunakan pada hewan, pertama sebagai monitor ternak untuk peternakan dan kemudian untuk melacak atau mengidentifikasi hewan peliharaan yang melarikan diri. Pada abad ke-21, mereka digunakan untuk identifikasi dan pembayaran di angkutan umum, jalan tol, dan bahkan transaksi kartu kredit. Berbagai pemerintah dan bisnis independen telah menggunakannya untuk identifikasi properti dan personel untuk mencegah pencurian dan mengontrol akses fasilitas. Mulai tahun 2000-an, mereka juga ditambahkan ke berbagai dokumen resmi, seperti paspor.
Meluasnya penggunaan tag RFID pasif bukannya tanpa kontroversi; khususnya, pendukung privasi takut tag RFID dengan informasi pribadi dapat disalahgunakan oleh pejabat atau penjahat. Beberapa perusahaan menjual perangkat untuk memblokir sinyal RFID, sehingga tag hanya dapat diaktifkan dengan sepengetahuan dan persetujuan seseorang. Food and Drug Administration (FDA) AS menyetujui chip RFID yang ditanamkan untuk digunakan manusia pada tahun 2004, dengan perusahaan chip mengusulkan agar chip tersebut dapat memuat catatan medis atau menghilangkan kebutuhan akan kartu identitas. Tak perlu dikatakan, ini tidak cocok dengan pendukung privasi. FDA mengakui kemungkinan komplikasi dari penanaman teknologi baru, termasuk reaksi alergi, gangguan pada perangkat medis, atau bahkan kanker.