Apa itu Susu Organik?

Susu organik adalah susu yang diambil dari sapi dan hewan susu lainnya yang telah dibesarkan sesuai dengan standar organik. Pengujian yang dilakukan pada susu organik dan susu yang diproduksi secara konvensional tidak menunjukkan perbedaan nutrisi atau keamanan yang mencolok antara keduanya, dengan konsumen memilih susu organik daripada susu konvensional karena berbagai alasan, mulai dari masalah etika hingga perbedaan rasa yang dirasakan. Banyak pasar menjual susu organik dan produk susu organik lainnya, atau dapat memesannya berdasarkan permintaan pelanggan.

Beberapa kriteria harus dipenuhi untuk hewan yang menghasilkan susu bersertifikat organik. Ternak harus makan pakan yang dibesarkan sesuai dengan prinsip organik, artinya tidak boleh diberi pestisida, herbisida, dan bahan kimia lainnya. Susu organik dapat berasal dari hewan yang merumput di rumput, atau hewan yang memakan jerami dan biji-bijian, asalkan pakannya organik.

Selain itu, hewan organik harus memiliki akses ke padang rumput. Ada beberapa kontroversi tentang persyaratan ini, karena bagi konsumen hal itu memunculkan gagasan tentang kawanan hewan yang berkeliaran dengan bebas melintasi padang rumput hijau yang subur, sedangkan bagi petani itu mungkin hanya berarti bahwa area padang rumput kecil dipertahankan di luar gudang, dan pintu dibiarkan terbuka secara berkala sehingga hewan memiliki pilihan untuk mencapainya. Demikian juga, hewan dapat dirotasi antara padang rumput dan lumbung dan masih dianggap organik, seperti halnya hewan yang dikurung di tempat pemberian pakan yang mungkin kekurangan rumput alami, tetapi masih dapat dianggap sebagai “padang rumput”.

Hewan tidak dapat diobati dengan antibiotik agar susunya dianggap organik, dan jika hewan diberikan antibiotik untuk mengobati kondisi kesehatannya, ada masa tunggu sebelum susunya menjadi organik. Sapi organik juga tidak boleh diberikan bovine growth hormone (BGH) atau recombinant bovine growth hormone (rBGH) untuk merangsang produksi susu.

Industri susu berpendapat bahwa ada sedikit perbedaan kualitas antara susu organik dan susu konvensional. Rasa keduanya dapat sangat bervariasi, tergantung pada apa yang dimakan hewan, dan keamanan keduanya dijamin melalui tes yang dirancang untuk mengidentifikasi kontaminan dalam susu. Namun, beberapa konsumen merasa bahwa produk organik lebih etis, karena mereka mengasosiasikan cara produksi organik dengan perlakuan manusiawi terhadap hewan, dan yang lain mungkin menentang penggunaan bahan kimia dalam pertanian, memilih produk yang dibuat tanpa bahan kimia ini untuk mengirim pesan ke industri pertanian.

Konsumen harus menyadari bahwa susu organik seringkali lebih mahal daripada susu konvensional, dan karena fakta bahwa standar organik tidak jelas, perbedaan etika antara susu organik dan konvensional terkadang memang sangat kecil.