Apa itu Surga Ketujuh?

Beruntunglah orang yang berada di surga ketujuh, keadaan kebahagiaan dan kepuasan mutlak atau kegembiraan yang luar biasa. Meskipun frasa ini sering digunakan secara khusus untuk mengartikan surga di bumi, berada di surga ketujuh memiliki makna keagamaan khusus untuk kelompok tertentu, dan referensi untuk itu bahkan ada dalam tulisan para astronom kuno. Dari sudut pandang astronomi, tujuh benda langit diberi nomor. Sebelum munculnya teleskop, tubuh terjauh yang dilihat adalah Saturnus, dan itu benar-benar surga ketujuh, di mana orang percaya bahwa jiwa orang mati bertemu dengan Tuhan.

Dalam beberapa sekte Yudaisme, surga dianggap terbagi menjadi tujuh bagian. Langit ketujuh disebut Araboth. Ini adalah rumah bagi Cherubim, Seraphim, dan Tujuh Malaikat Tertinggi. Seorang malaikat agung mengawasi setiap surga, dan Cassiel memimpin Araboth. Ada beberapa hubungan dengan frasa sehari-hari dan karakteristik Cassiel. Dia dikaitkan dengan keberuntungan, kebijaksanaan, dan perasaan yang sangat positif. Oleh karena itu, di satu sisi, penggunaan frasa tersebut menunjukkan sedikit penyesuaian mental dengan atribut Cassiel. Pernyataan seperti: “Saya akan berada di surga ketujuh jika saya memenangkan lotre,” mengacu pada asosiasi Cassiel dengan keberuntungan, bahkan jika pembicara tidak mengetahui hubungannya.

Islam juga membagi surga menjadi tujuh tingkat, mengacu pada tingkat ketujuh dan tertinggi sebagai al-Wasilah. Menurut pemikiran Islam, hanya satu orang yang bisa mencapai surga ketujuh ini, dan kehormatan itu biasanya diberikan kepada Muhammad. Dalam perjalanan spiritual Muhammad, dia menggambarkan masing-masing langit dan diizinkan untuk melihat sekilas al-Wasilah.

Kekristenan juga mengambil pandangan multi-level tentang surga, meskipun banyak orang Kristen juga berpendapat bahwa hampir tidak mungkin untuk memahami dengan tepat seperti apa surga itu nantinya. Santo Paulus mengacu pada Kristus di surga ketiga, dan kemudian ada interpretasi Dante tentang tingkat surga, neraka, dan api penyucian. Dante menggambarkan sembilan lingkaran neraka, tujuh teras api penyucian, dan sembilan alam surga.

Ada banyak interpretasi mengapa angka tujuh masih dikaitkan dengan surga. Orang-orang yang mempelajari aspek simbolis angka memandang tujuh sebagai hal yang sangat penting. Tujuh adalah hari dalam seminggu. Ini juga merupakan jumlah dari tiga dan empat, angka yang secara tradisional dianggap berasal dari maskulin dan feminin atau animus dan anima, sebagaimana Carl Jung menyebutnya. Perkawinan antara maskulin dan feminin untuk menciptakan tujuh dianggap utuh dan sempurna. Jung dan Joseph Campbell menunjukkan banyak insiden tujuh yang digunakan dalam berbagai mitologi untuk menunjukkan bahwa seseorang telah melakukan perjalanan pahlawan penuh dan sekarang “lengkap” atau individual. Jadi berada di surga ketujuh adalah kebahagiaan yang Campbell anjurkan untuk kita ikuti dan temukan.