Suramin adalah obat yang biasa digunakan dalam pengobatan penyakit tidur Afrika dan onchocerciasis, juga dikenal sebagai kebutaan sungai. Ini adalah bubuk putih tidak berbau, tidak berasa yang dilarutkan dalam garam dan diberikan secara intravena. Ini adalah obat yang efektif untuk sejumlah penyakit parasit, dan telah digunakan secara luas untuk tujuan ini sejak awal 1920-an. Baru-baru ini, suramin telah menunjukkan beberapa harapan dalam pengobatan kanker tertentu.
Obat ini pertama kali diisolasi pada awal 1900-an oleh ahli kimia Jerman Paul Ehrlich, yang menemukan bahwa pewarna berbasis napthaline tertentu sebagian dapat mengobati penyakit tidur Afrika pada ternak. Sementara pewarna itu sendiri tidak memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, dan memiliki efek samping yang tidak menguntungkan yaitu mengubah warna daging secara permanen, hasilnya cukup menjanjikan untuk diteliti lebih lanjut. Suatu bentuk sintetis dari senyawa aktif dalam pewarna diciptakan oleh tim mantan rekan Ehrlich pada tahun 1916, dan menjadi pengobatan utama untuk penyakit tidur Afrika dan kebutaan sungai untuk sebagian besar abad ke-20. Suramin masih merupakan pengobatan populer untuk penyakit ini di sebagian besar dunia karena biayanya yang rendah dibandingkan dengan pengobatan sintetis yang lebih baru.
Suramin mengobati penyakit tidur Afrika dan kebutaan sungai dengan menghambat faktor pertumbuhan dalam parasit yang menyebabkan penyakit. Dengan mengurangi kemampuan cacing dan nematoda untuk memproduksi insulin, trombosit, dan sel-sel kulit, obat tersebut mengganggu kemampuan parasit untuk menggantikan sel-sel tua dan menghasilkan energi. Saat tingkat energi mereka turun, parasit akhirnya menghadapi imobilitas dan kematian.
Percobaan eksperimental yang dilakukan sejak akhir 1980-an telah menunjukkan hubungan antara pengobatan suramin dan penghambatan pertumbuhan berbagai tumor neoplastik. Nilai potensinya sebagai agen antikanker didasarkan pada kemampuannya untuk memperlambat pertumbuhan tumor yang tidak dapat dioperasi pada kanker metastatik, meningkatkan kemungkinan efektivitas pengobatan kanker lainnya. Uji coba belum melewati tahap klinis, sebagian besar karena ketidakpastian seputar mekanisme pasti yang digunakan suramin untuk menghambat pertumbuhan tumor dan penemuan bahwa obat tersebut sebenarnya mempercepat pertumbuhan jenis kanker tertentu.
Pengobatan Suramin dapat menyebabkan sejumlah efek samping potensial, paling sering mual, muntah, dan ruam gatal. Lebih serius, itu juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada beberapa individu, dan umumnya tidak diresepkan untuk mereka yang memiliki masalah ginjal. Obat ini mampu menyebabkan kerusakan sementara atau permanen dari korteks adrenal dalam kasus yang jarang terjadi. Overdosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan kemungkinan gagal ginjal. Efek samping yang serius relatif jarang terjadi, dan obat ini dianggap aman dalam banyak kasus.