Superkonduktor suhu tinggi (HTS) adalah bahan yang menunjukkan sifat listrik superkonduktor di atas suhu keadaan cair helium. Kisaran suhu ini, dari sekitar -452° hingga -454° Fahrenheit (-269° hingga -270 ° Celcius) diyakini sebagai batas teoretis untuk superkonduktivitas. Pada tahun 1986, bagaimanapun, peneliti AS Karl Muller dan Johannes Bednorz menemukan sekelompok senyawa superkonduktor suhu tinggi berdasarkan tembaga. Cuprate ini, seperti yttrium barium copper oxide, YBCO7, variasi pada lantanum strontium copper oxide, LSCO, dan oksida tembaga merkuri, HgCuO, menunjukkan superkonduktivitas pada suhu setinggi -256° Fahrenheit (-160° Celcius).
Penemuan oleh Muller dan Bednorz mengarah pada pemberian Hadiah Nobel dalam fisika pada tahun 1987 untuk kedua peneliti, tetapi bidang ini terus berkembang. Studi yang sedang berlangsung pada tahun 2008 menghasilkan kelas baru senyawa yang menunjukkan superkonduktivitas, berdasarkan unsur besi dan arsenik, seperti lantanum oksida besi arsenik, LaOFeAs. Ini pertama kali ditunjukkan sebagai superkonduktor suhu tinggi oleh Hideo Hosono, seorang peneliti ilmu material di Jepang, pada kisaran suhu -366° Fahrenheit (-221° Celcius). Unsur langka lainnya yang dicampur dengan besi, seperti serium, samarium dan neodymium menciptakan senyawa baru yang juga menunjukkan sifat superkonduktif. Rekor pada tahun 2009 untuk superkonduktor suhu tinggi dicapai dengan senyawa yang terbuat dari talium, merkuri, tembaga, barium, kalsium, strontium dan oksigen digabungkan, yang menunjukkan superkonduktivitas pada -211° Fahrenheit (-135° Celcius).
Fokus bidang penelitian superkonduktor suhu tinggi pada 2011 adalah rekayasa ilmu material senyawa yang lebih baik. Ketika suhu -211° Fahrenheit (-135° Celcius) dicapai untuk bahan superkonduktor, ini memungkinkan kualitasnya untuk diperiksa dengan adanya nitrogen cair. Karena nitrogen cair adalah komponen umum dan stabil dari banyak lingkungan laboratorium dan ada pada suhu -320 ° Fahrenheit (-196 ° Celcius), itu telah membuat pengujian bahan baru jauh lebih praktis dan meluas.
Manfaat teknologi superkonduktor bagi masyarakat konvensional masih membutuhkan bahan yang dapat beroperasi mendekati suhu kamar. Karena superkonduktor benar-benar tidak memiliki hambatan terhadap aliran listrik, arus dapat melewati kawat superkonduktor hampir tanpa batas. Ini akan mengurangi tingkat konsumsi daya untuk semua kebutuhan listrik, serta membuat perangkat tersebut sangat cepat dibandingkan dengan teknologi elektronik standar. Magnet yang kuat akan tersedia untuk kereta levitasi magnetik yang terjangkau, aplikasi medis, dan produksi energi fusi. Selain itu, teknologi superkonduktor tersebut dapat mencakup pengembangan komputer kuantum yang berpotensi ratusan juta kali lebih cepat dalam memproses data daripada yang ada pada tahun 2011.