Apa Itu Suku Kata Omong kosong?

Suku kata yang tidak masuk akal adalah serangkaian huruf yang berjumlah satu suku kata yang tidak memiliki arti apa pun. Kata “satu”, meskipun hanya satu suku kata, bukanlah omong kosong karena merupakan kata yang mengandung makna. Suku kata “kuq”, di sisi lain, setidaknya dalam bahasa Inggris, adalah suku kata yang tidak masuk akal karena itu bukan kata dan tidak mengandung arti. Secara umum, suku kata yang tidak masuk akal setidaknya “seperti kata”, karena dapat diucapkan secara fonetis. Suku kata yang tidak masuk akal biasanya digunakan dalam eksperimen psikologis mengenai ucapan, pemahaman, dan memori, khususnya di bidang psikologi kognitif.

Secara umum, suku kata yang tidak masuk akal dirancang untuk tidak memiliki arti apa pun tetapi tetap dapat diucapkan. Secara umum, suku kata tersebut terdiri dari tiga huruf: konsonan diikuti oleh vokal diikuti oleh konsonan lain. Kombinasi huruf seperti itu, dalam hampir semua kasus, dapat diucapkan, dan banyak kombinasi seperti itu tidak memiliki arti. Konstruksi serupa, seperti vokal diikuti oleh konsonan diikuti oleh vokal — dan bahkan beberapa konstruksi dengan empat huruf atau lebih — juga digunakan. Menariknya, terlepas dari fakta bahwa suku kata yang tidak masuk akal dibuat untuk tidak memiliki makna eksplisit dalam bahasa tersebut, eksperimen dalam psikologi kognitif telah menunjukkan bahwa orang memang mengasosiasikan makna dengan banyak suku kata seperti itu.

Tingkat makna yang diberikan orang pada suku kata yang tidak masuk akal dikuantifikasi melalui “nilai asosiasi.” Berbagai jenis eksperimen yang berbeda dalam ilmu kognitif digunakan untuk mengukur nilai asosiasi dari suku kata yang diberikan. Dalam satu jenis tes, subjek tes hanya diminta untuk menjawab “ya” atau “tidak” untuk pertanyaan apakah suku kata yang tidak masuk akal memiliki makna atau tidak. Di tempat lain, subjek tes diberikan periode waktu tertentu untuk menulis daftar semua kata yang diasosiasikan dengan suku kata yang tidak masuk akal. Dalam kedua kasus, nilai asosiasi dihitung berdasarkan hasil yang dikumpulkan dari sejumlah besar subjek tes.

Suku kata yang tidak masuk akal sering dipelajari sehubungan dengan pembelajaran dan ingatan manusia. Pembelajaran dan memori nama asing, misalnya, terkait dengan suku kata yang tidak masuk akal, karena nama asing sering kali terdiri dari suku kata dengan nilai asosiasi rendah. Beberapa elemen pembelajaran anak juga dapat dipelajari dengan suku kata yang tidak masuk akal. Dalam “ujian wug”, misalnya, seorang anak diminta untuk memberikan bentuk jamak dari suku kata “wug” yang tidak masuk akal. Pengucapannya terhadap bentuk jamak, yang dapat berupa “dua wug”, “dua wugz”, “dua wugses”, “dua wug-ez”, atau sesuatu yang lain sama sekali, menunjukkan pemahamannya tentang konstruksi jamak dalam bahasa Inggris.