Apa itu Suasana Subjungtif?

Subjunctive mood adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan keraguan atau ketidakpastian dalam sebuah pernyataan. Ketika seseorang mengatakan sesuatu yang meragukan atau yang jelas-jelas salah, mood subjungtif mengubah bentuk kata kerja untuk mengungkapkan perasaan itu. Waktu lain ketika mood subjungtif digunakan adalah untuk menyampaikan bahwa pembicara menyatakan sesuatu yang merupakan keinginan, harapan, atau hasil yang tidak pasti. Kata kerja ini dalam keadaan seperti itu berbeda dari kata kerja yang akan digunakan dalam suasana indikatif, bahkan jika sisa kalimatnya adalah pernyataan deklaratif.

Kalimat atau pernyataan bersyarat adalah penggunaan mood subjungtif yang paling umum dan dapat dikenali. Frasa yang dimulai dengan jika dan kemudian menyatakan suatu kondisi yang tidak pasti atau diketahui salah harus mengandung kata kerja dalam suasana subjungtif. Misalnya, seseorang mungkin berkata, “Jika saya kaya, saya akan” yang menunjukkan kondisi yang diketahui salah dan ide yang bergantung pada kondisi itu. Kata kerja “adalah” adalah bentuk subjungtif saat ini dari kata kerja “menjadi.”

Ekspresi keinginan atau harapan, atau pernyataan hasil yang tidak pasti juga memerlukan penggunaan mood subjungtif. Ungkapan “Saya berharap” biasanya diikuti oleh frasa lain yang belum benar atau yang mungkin tidak terjadi. Ketidakpastian ini diungkapkan dengan menggunakan bentuk subjungtif dari kata kerja.

Mengubah bentuk kata kerja dengan cara ini mungkin tampak salah secara tata bahasa karena menggunakan bentuk lampau dari kata kerja dalam kalimat present tense. Bagi sebagian besar penutur asli, perubahan bentuk terdengar tepat. Baru setelah seseorang berhenti untuk memikirkannya atau menjelaskannya kepada orang lain, banyak penutur asli akan menyadari perbedaannya. Di sisi lain, orang-orang yang baru mengenal bahasa ini terkadang menemukan suasana hati subjungtif agak membingungkan, terutama ketika mendengarnya digunakan untuk pertama kali.

Namun ada beberapa contoh ketika kata kerja tampaknya tidak berubah karena bagaimana kata kerja tertentu dikonjugasikan untuk subjek tertentu. Contohnya adalah mengatakan “kamu” dibandingkan dengan mengatakan “dia” ketika mengungkapkan keinginan atau harapan. Menambahkan “Saya berharap” di awal salah satu frasa membuatnya benar dalam subjungtif, tetapi frasa “dia” terdengar jauh lebih canggung dengan sendirinya karena sangat berbeda dari bagaimana subjek tertentu dan bentuk kata kerja tertentu biasanya digunakan bersama.