Apa itu Suasana Imperatif?

Bahasa Inggris mengandung beberapa suasana hati untuk kata kerja, yang menunjukkan sikap pembicara atau penulis terhadap penerima pesan. Suasana imperatif digunakan untuk menunjukkan perintah, atau untuk memberikan izin. Kalimat-kalimat dalam mood imperatif hampir selalu menggunakan orang kedua, artinya pembicara atau penulis sedang berbicara langsung dengan seseorang.

Tidak seperti kalimat orang kedua lainnya yang secara eksplisit menyatakan kata subjek “kamu”, bentuk imperatif tidak menggunakan subjek. Sebaliknya, subjek tersirat, dan disebut sebagai “subjek yang dipahami”. Pengecualian utama adalah kalimat imperatif orang pertama jamak, yang mengandung subjek “mari kita”, atau “ayo”.

Pengecualian lainnya melibatkan pembicara yang mendikte bahwa suatu tindakan dilakukan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini, kata kerja “biarkan” memulai kalimat, diikuti oleh subjek orang ketiga, “dia”, “dia”, atau “mereka”. Dalam hal ini, perintah “Baca suratnya,” akan menjadi “Biarkan dia membaca surat itu.” Namun, kalimat imperatif menggunakan orang pertama jamak atau orang ketiga lebih jarang daripada pernyataan imperatif orang kedua.

Di bawah morfologi bahasa Inggris, bentuk kata kerja dari mood imperatif hanyalah infinitif telanjang. Bentuk ini sama dengan konjugasi indikatif orang kedua, kecuali untuk verba “be”. Pada bentuk imperatif, kalimat yang menggunakan verba “to be” tidak menggunakan “are”, tetapi cukup menggunakan “be”, seperti pada perintah “Be quiet!”

Seperti disebutkan, suasana imperatif dapat menyampaikan arahan, larangan, perintah, izin, dan saran. Pernyataan seperti “Masuk”, “Sertakan cek dengan pesanan Anda”, atau bahkan “Berperilaku!” adalah semua contoh kalimat yang menggunakan mood ini. Untuk membentuk kalimat negatif dalam mood imperatif, kalimat tersebut menggunakan kata kerja bantu “melakukan” dan partikel negatif “tidak”. Jadi, bentuk negatif dari “Tutup pintunya!” menjadi “Jangan tutup pintu!”

Banyak pernyataan yang bisa dibuat dalam imperatif sering dibuat dalam bentuk indikatif. Misalnya, kebanyakan orang akan berkata, “Bisakah Anda datang ke sini sebentar?” daripada “Kemarilah sebentar!” Alasan untuk ini adalah bahwa suasana imperatif dapat tampak tidak sopan, tergantung pada konteks dan situasinya.
Tindak tutur langsung dengan imperatif dapat diartikan melanggar wilayah pribadi seseorang. Oleh karena itu, tindak tutur tidak langsung yang menggunakan mood indikatif lebih sering digunakan untuk permintaan. Suasana imperatif, ketika digunakan untuk menyampaikan permintaan alih-alih perintah, sering diikuti dengan kata “tolong” untuk menunjukkan rasa hormat kepada penonton.