Apa itu Spasme Koroner?

Juga dikenal sebagai kejang arteri koroner, kejang koroner adalah kontraksi cepat otot-otot di dinding arteri jantung. Meskipun berlangsung hanya untuk waktu yang singkat, kejang menyebabkan pengurangan sementara dalam darah melalui arteri koroner. Hal ini pada gilirannya menyebabkan nyeri dada, karena jumlah oksigen yang mencapai jantung lebih sedikit.
Penting untuk dicatat bahwa tidak perlu memiliki masalah jantung yang nyata untuk mengalami kejang koroner, atau terlibat secara aktif dalam beberapa jenis aktivitas fisik yang berat. Kontraksi tiba-tiba pada dinding arteri dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika seseorang sedang beristirahat. Seringkali, episode berlalu dengan cepat, tetapi mungkin meninggalkan rasa sakit yang berkepanjangan yang agak seperti mengalami serangan angina setelah banyak aktivitas fisik.

Ada beberapa masalah yang meningkatkan kemungkinan mengalami kejang koroner. Penggunaan produk tembakau adalah penyebab umum yang mendasari. Tingginya kadar kolesterol jahat juga dapat memicu episode. Orang dengan kondisi fisik yang sedang berlangsung seperti lupus juga dianggap berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan jenis kejang jantung ini. Tekanan darah tinggi juga dapat membuka jalan terjadinya spasme koroner.

Faktor lain juga dapat menyebabkan kejang koroner. Tekanan emosional yang ekstrem dan berkelanjutan dapat memicu kontraksi. Paparan dingin yang tiba-tiba juga bisa menjadi penyebab utama episode tersebut. Beberapa orang mengalami kejang sebagai reaksi terhadap berbagai jenis obat, atau setelah menyalahgunakan obat-obatan seperti amfetamin atau kokain.

Orang yang mengalami kejang koroner secara teratur dapat membantu mengatasi masalah tersebut dengan melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat. Olahraga teratur untuk membantu mengelola tekanan darah tinggi adalah penting. Menghilangkan penggunaan produk tembakau juga akan membantu meminimalkan kemungkinan mengalami kejang koroner.

Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk mengelola kondisi dengan bantuan obat resep. Seorang dokter dapat menilai tingkat keparahan kondisi dan merekomendasikan pengobatan terbaik, berdasarkan kesehatan umum individu. Ada beberapa obat yang membantu mengurangi kemungkinan mengalami kejang koroner, termasuk penghambat saluran kalsium, nitrat, dan bahkan l-arginin. Karena beberapa perawatan ini dapat berinteraksi dengan jenis obat lain, penting untuk memastikan bahwa dokter yang merawat mengetahui obat lain yang sedang digunakan, serta masalah kesehatan mendasar yang mungkin perlu diperhitungkan.