Apa itu Sosiologi Peradilan Pidana?

Sosiologi adalah studi tentang interaksi manusia. Dengan demikian, setiap unit di mana manusia berkumpul dan berinteraksi dievaluasi, dari keluarga kecil hingga seluruh peradaban. Analisis dan aplikasi adalah kuncinya, dengan yang terakhir tentang bagaimana para ilmuwan dapat menggunakan informasi sosiologis yang dikumpulkan untuk memahami dan memecahkan masalah sosial dunia nyata. Dari semua masalah yang dihadapi masyarakat, kejahatan adalah salah satu yang paling umum. Sosiologi peradilan pidana berfokus pada pertemuan faktor-faktor yang mengarah pada kejahatan dan alat serta sistem yang telah dirancang masyarakat untuk mencegah dan menghukum aktivitas kriminal.

Definisi persis tindakan apa yang merupakan kejahatan berbeda menurut wilayah dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Pendekatan historis sosiologi peradilan pidana mungkin mengevaluasi definisi kejahatan dalam masyarakat yang berbeda. Ini mungkin mempertimbangkan bagaimana sikap terhadap perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima ini mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan kelompok atau peradaban tertentu.

Masyarakat menciptakan banyak institusi dan sistem, dan salah satu penanda paling awal dari kelompok yang kohesif dan terorganisir adalah sistem hukum. Pendekatan budaya untuk menangani kejahatan sama beragamnya dengan budaya itu sendiri. Sosiolog peradilan pidana akan sering mempelajari dan bahkan mungkin membantu mengembangkan sistem ini. Perbedaan antara sistem hukum hukuman satu masyarakat dan sistem rehabilitatif lain mungkin menarik bagi seorang sosiolog, misalnya. Beberapa perdebatan sosial telah muncul dari sistem peradilan pidana, termasuk yang berikut: potensi bias rasial dalam penangkapan, penggunaan eksekusi, efektivitas sistem berbasis pengadilan, dan manfaat penahanan versus perawatan medis.

Kejahatan dapat digunakan sebagai alat untuk memahami sosiologi, tetapi sosiologi juga dapat digunakan untuk lebih memahami kejahatan. Salah satu aspek utama sosiologi peradilan pidana melibatkan mempelajari akar kejahatan. Sebagian besar peneliti akan setuju bahwa tidak ada faktor tunggal yang mendukung kegiatan ilegal, tetapi beberapa faktor kompleks dapat berkontribusi. Misalnya, seorang sosiolog mungkin mempertimbangkan bagaimana kehidupan keluarga yang disfungsional melumpuhkan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara stabil dan sehat. Selanjutnya, faktor sosial seperti konflik tempat kerja, perbedaan agama dan politik, dan tekanan ekonomi dapat menjadi pemicu parsial untuk berbagai kejahatan mulai dari pencurian hingga pembunuhan.

Kriminologi dan sosiologi sering dikelompokkan bersama dalam lingkaran akademis dan profesional, menunjukkan sifat komplementer dari dua disiplin ilmu. Banyak institusi pendidikan tinggi bahkan menawarkan program gelar sosiologi peradilan pidana bersertifikat. Selain itu, siswa akan sering menggandakan jurusan atau memasangkan jurusan dalam satu disiplin dengan minor dalam disiplin lain. Sementara individu dapat mengejar karir sosiologi di subdivisi yang menjalankan spektrum dari sosiologi politik hingga sosiologi keluarga, sosiologi peradilan pidana adalah salah satu klasifikasi sosiologi profesional yang paling menonjol.