Titik balik matahari adalah periode pendek selama tahun kalender ketika ekuator Bumi berada pada jarak terjauh dari matahari. Fenomena ini tercipta ketika sumbu planet bergerak lurus menuju atau menjauhi matahari, sehingga menyebabkan paparan ekuator planet semakin jauh dari sinar matahari. Waktu titik balik matahari juga memiliki dampak langsung pada jumlah siang hari yang dialami di berbagai belahan dunia sebelum, selama, dan setelah terjadinya.
Nama periode ini ketika khatulistiwa terjauh dari matahari berakar pada dua kata atau istilah Latin. Sol adalah bahasa Latin untuk matahari, sedangkan sistere diartikan sebagai berdiri diam. Jadi, titik balik matahari adalah waktu di mana matahari tampak diam daripada bergerak mengelilingi bumi. Kata yang sebenarnya berasal dari masa dalam sejarah manusia ketika bumi dipahami sebagai pusat alam semesta.
Dalam banyak budaya, titik balik matahari menandai titik tengah musim tertentu. Orang-orang di seluruh dunia cenderung akrab dengan titik balik matahari musim panas dan musim dingin. Apa yang mungkin kurang diketahui adalah bahwa banyak hari raya penting yang penting bagi banyak agama dan budaya yang berbeda terjadi di dekat dua periode ini. Liburan seperti Saturnalia, Hanukkah, Natal, dan Kwanzaa terjadi dekat dengan titik balik matahari musim dingin. Pertengahan musim panas, Malam St. John, dan hari suci Wiccan di Litha semuanya diasosiasikan dengan titik balik matahari musim panas.
Selain dua kali saat sumbu bumi memiringkan ekuator menjauhi matahari, beberapa orang juga menghitung terjadinya ekuinoks musiman sebagai saat titik balik matahari. Perayaan Paskah dan Paskah terjadi sekitar waktu ekuinoks musim semi, sedangkan hari raya Yahudi Sukkot dekat dengan ekuinoks musim gugur.