Apa itu Solenoida CO2?

Solenoid karbon dioksida (CO2) adalah perangkat elektromagnetik yang berfungsi sebagai sakelar untuk mengontrol penghentian dan aliran karbon dioksida dalam sistem tertutup. Ini adalah komponen kecil, tetapi penting yang digunakan dengan perangkat yang melepaskan jumlah karbon dioksida yang terkontrol ke tempat-tempat seperti ruang taman, kamar atau waduk. Solenoid CO2 umumnya terdiri dari dua bagian: solenoida dan katup solenoida.

Solenoida pertama ditemukan oleh fisikawan Prancis bernama Andre-Marie Ampere pada abad ke-19. Sejak itu, peralatan menjadi lebih canggih dengan struktur, presisi, dan aplikasinya. Ada banyak jenis solenoida lain yang semuanya memiliki hubungan umum dengan fungsinya, seperti solenoida rangka terbuka, solenoida self-holding, solenoida tubular dan berbagai ukuran solenoida push-pull. Fungsi solenoida push-pull paling mirip dengan solenoida CO2. Ini lebih disukai untuk solenoida CO2 karena mereka dapat mengambil lebih sedikit ruang dan masih memiliki kekuatan yang cukup untuk mengontrol jumlah pelepasan karbon dioksida yang bervariasi.

Di dalam solenoida CO2, peran solenoida adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan peran katup solenoida adalah menggunakan energi itu untuk melepaskan aliran gas dari satu bagian sistem tertutup ke bagian berikutnya. Dalam hortikultura, sejumlah karbon dioksida ditransfer dari tangki CO2, melalui regulator, melalui solenoida CO2 dan kemudian ke area taman.

Di satu ujung, solenoida terhubung ke pengatur waktu atau sensor karbon dioksida yang memberi tahu kapan harus melepaskan sejumlah gas. Timer mengirimkan impuls listrik ke pegas di dalam solenoida yang mengontrol aliran gas ke katup solenoida. Impuls berfungsi sebagai perintah untuk membuat celah antara regulator dan solenoida yang ada di ujung lainnya. Hal ini memungkinkan sejumlah tertentu CO2 akan dilepaskan dari sistem. Jumlah pasti gas yang dilepaskan dikendalikan oleh regulator yang terhubung dengan solenoida CO2.

Solenoid CO2 paling sering digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fotosintesis. Dalam aplikasi yang tidak melibatkan fotosintesis dan memerlukan tingkat karbon dioksida yang konstan, solenoida CO2 tidak diperlukan karena regulator saja yang akan mengontrol kadar CO2. Solenoid CO2 diperlukan dalam aplikasi tanaman karena tanaman menggunakan jumlah karbon dioksida yang bervariasi sepanjang hari. Oleh karena itu, solenoida CO2 yang memiliki sensor di dalamnya akan mengetahui berapa banyak CO2 yang dibutuhkan akuarium atau rumah kaca berdasarkan konsumsi tanaman. Fungsi ini juga mencegah limbah karbon dioksida di dalam area tertutup.