Smartism adalah bentuk ekspresi atau pendekatan terhadap agama Hindu. Lebih dikenal sebagai Smarta Hampradaya, orang-orang di Barat sering menganggap Smartisme berfungsi sebagai denominasi dalam agama Hindu. Namun, konsep denominasi Hindu lebih merupakan upaya budaya Barat untuk berhubungan dengan fungsi internal dan filosofi agama Hindu daripada gambaran sebenarnya tentang bagaimana Smartism berfungsi dalam agama Hindu.
Istilah Smartisme berasal dari kata smarta, yang digunakan untuk mengidentifikasi orang beriman yang memberikan penekanan khusus pada Weda dan Shastra. Secara umum, pemahaman Smartism dimodelkan setelah ajaran filsafat Advaita Vedanta dalam agama Hindu. Sementara unsur-unsur Advaita Vedanta ditemukan di sebagian besar ekspresi keyakinan, penganut Smarta tampaknya lebih dekat mengidentifikasi dan mengungkapkan pemikiran yang ditemukan dalam ekspresi ini.
Salah satu ciri khas Smartism adalah pengenalan akan Tuhan yang dinyatakan sebagai Saguna dan Nirguna. Sebagai Saguna, Tuhan menunjukkan kualitas seperti sifat yang tak terbatas dan sejumlah karakteristik seperti kasih sayang, cinta, dan keadilan. Sebagai Nirguna, Tuhan dipahami sebagai kesadaran murni yang tidak berhubungan dengan materi seperti yang dialami manusia. Karena sifat Tuhan yang holistik, ini hanyalah dua bentuk atau nama yang merupakan ekspresi dari Nirguna Brahman, atau Realitas Tertinggi.
Smartism juga menganut tradisi Shanmata, atau Enam Pendapat. Dalam konteks ini, enam dewa yang berbeda disembah. Masing-masing dari enam dewa dipahami sebagai enam ekspresi atau manifestasi yang berbeda dari Realitas Tertinggi. Dengan demikian, terserah individu untuk menentukan yang mana dan berapa banyak dari enam dewa yang paling sering berinteraksi dengan penyembah. Karena keenamnya dianggap sebagai ekspresi dari Tuhan yang sama, pemujaan terhadap satu, dua, atau keenam dewa selama hidup adalah hal yang umum dan dapat diterima dengan sempurna.
Penganut Smartism diharapkan menjadi siswa dari Veda dan Shastra. Sebelum menikah, Smarta yang setia juga akan memilih untuk hidup selibat. Peraturan diet serta menghadiri tradisi dan ketaatan keluarga juga sangat penting. Ketika seorang wanita penganut Smartism menikah, dia diharapkan untuk mengambil tradisi yang dipegang teguh oleh keluarga suaminya.