Migrasi sistem adalah tindakan mentransfer data dan program dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya. Ini mungkin melibatkan migrasi sistem fisik, ketika perangkat keras lama tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan sistem atau komponen ini telah rusak. Ini juga dapat mengambil bentuk migrasi berbasis data, di mana file dan data ditransfer ke sistem operasi baru.
Seiring kemajuan teknologi, perangkat keras dan sistem operasi menjadi usang dan terbatas. Sebuah sistem yang awalnya berada di ujung tombak teknologi baru terkadang menjadi usang dalam beberapa tahun. Banyak perusahaan dan organisasi menemukan bahwa perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam sistem komputasi mainframe mereka tidak dapat bersaing dengan sistem server jaringan modern. Untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, terkadang perlu untuk memigrasikan informasi yang tersimpan, seperti data dan program, ke sistem yang lebih baru.
Ketika migrasi sistem murni berbasis data, perpindahan ke sistem yang ditingkatkan hanya memerlukan transmisi data. Perangkat lunak migrasi tersedia untuk mengotomatisasi proses untuk banyak sistem operasi komputer. Dengan kemajuan dalam rekayasa perangkat lunak, banyak program modern akan bekerja dalam mode kompatibel ke belakang. Program-program ini dapat membaca dan menulis ke file data lama atau mengonversinya ke format yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, program lama juga harus ditransfer untuk memastikan aksesibilitas ke data dalam sistem file yang tidak memiliki padanan modern.
Migrasi sistem fisik adalah transfer seluruh sistem, termasuk data dan program, ke komputer fisik baru. Prosedur ini sering diperlukan ketika suku cadang pengganti tidak lagi tersedia atau layak secara ekonomi untuk sistem komputer mainframe yang sudah ketinggalan zaman. Dalam beberapa kasus, sistem usang tidak dapat memenuhi persyaratan pemrosesan yang wajar dan memerlukan peningkatan. Daripada menginvestasikan uang untuk meningkatkan atau memperbaiki sistem mainframe usang dan terbatas, beberapa perusahaan dan organisasi membeli sistem server jaringan baru. Seluruh sistem operasi kemudian dikloning ke sistem baru. File data dan pemrograman kemudian ditransfer ke server baru juga.
Migrasi sistem fisik dan berbasis data dapat mengalami downtime, periode selama transisi di mana file sistem tidak dapat diakses. Untuk meminimalkan waktu henti, para profesional teknologi informasi (TI) umumnya merekomendasikan bahwa pemeliharaan perangkat lunak, pencadangan yang tepat, dan perencanaan untuk akses alternatif ke file dilakukan selama perubahan besar pada sistem. Dalam beberapa situasi, migrasi sistem bertahap digunakan untuk memindahkan grup file selama periode waktu tertentu untuk menghindari gangguan total produktivitas.