Ungkapan sistem kontrol terdistribusi (DCS) biasanya mengacu pada jenis sistem manufaktur di mana kontrol berbagai divisi tersebar, bukan terpusat di satu lokasi. Istilah ini juga dapat digunakan secara lebih umum untuk merujuk pada sistem yang terdesentralisasi atau dinamis. Sistem kontrol terdistribusi sering digunakan dalam otomasi industri dan sistem keselamatan karena sistem komponen individu dapat dikontrol tanpa mempengaruhi keseluruhan sistem.
Dalam bentuk paling sederhana, sistem kontrol terdistribusi menggeser kontrol setiap titik dalam sistem manufaktur ke bagian itu. Misalnya, jika sistem keamanan industri melindungi empat ruangan menggunakan alat penyiram otomatis dan pintu kebakaran, sistem akan mengambil alih jika satu ruangan terganggu. Ketika alarm kebakaran dipicu, pintu kebakaran untuk ruangan yang terkena dampak akan tertutup dan sistem sprinkler mulai berfungsi. Dalam sistem kontrol terdistribusi, respons ini terbatas hanya pada ruangan di mana ancaman benar-benar ada. Jika sistem keamanan dikendalikan secara terpusat, respons pemadaman kebakaran akan terjadi di keempat ruangan, alih-alih mengisolasi upaya ke satu ruangan.
Sementara gagasan tentang sistem yang dikontrol secara terpusat yang menawarkan perlindungan simultan ke seluruh bangunan mungkin tampak seperti ide yang bagus, pemeriksaan lebih dekat dapat mengungkapkan keuntungan tertentu yang dapat ditawarkan oleh sistem kontrol terdistribusi. Dalam skenario yang diberikan, keempat ruangan gedung akan tergenang air sebagai akibat dari aktivasi sistem sprinkler. Jika salah satu ruangan ini menampung semua peralatan jaringan komputer perusahaan, satu produk yang disimpan, tempat produksi ketiga, dan bahan baku keempat, semua bahan ini akan dihancurkan. Dengan memanfaatkan sistem kontrol terdistribusi, respons terhadap alarm kebakaran dapat diarahkan secara tepat ke ruangan tempat kebakaran terjadi, sehingga membatasi kerusakan tambahan.
Sistem kontrol terdistribusi juga dapat digunakan untuk mengelola proses manufaktur dari berbagai segmen operasi. Dengan menggunakan sistem ini, kegagalan mesin di satu bagian dari proses perakitan tidak serta merta menghambat fungsi seluruh lini. Ketika setiap bagian dikontrol secara independen, stasiun lain dapat terus bekerja sementara mesin yang terpengaruh diperbaiki. Kemampuan untuk melewati bagian ini membuat sistem kontrol terdistribusi menjadi aset yang sangat berharga dalam pembuatan set-up yang memerlukan perawatan rutin peralatan.