Apa itu Sill Plate?

Juga disebut sebagai mudsill, sill plate adalah papan yang ditambatkan secara horizontal ke fondasi beton sebuah bangunan. Anggota pembingkaian vertikal, yang dikenal sebagai stud, kemudian dapat dibangun di atas pelat ambang.
Mengapa Menggunakan Sill Plate?
Penggunaan utama pelat ambang adalah untuk membuat permukaan yang rata dan rata untuk konstruksi rangka. Karena beton tidak rata, stud akan mencapai ketinggian yang berbeda jika dipasang langsung ke pondasi.

Sill plate juga berfungsi sebagai penyangga antara framing dan pondasi. Karena beton cenderung membiarkan kelembapan, sepotong kayu yang dirawat di antara fondasi dan bingkai dapat membantu mencegah kancing membusuk.

Jika beton dituangkan dengan baik, pelat ambang dapat dengan mudah diletakkan, tetapi jika betonnya tidak rata, mungkin diperlukan shim di bawah pelat. Shim adalah sepotong kayu berbentuk baji atau bahan lain yang mengangkat pelat ambang untuk membuatnya rata. Stud kemudian dapat ditambatkan ke pelat ambang.

Memasang Pelat Ambang
Metode paling umum untuk memasang pelat ambang:

Pelat ditambatkan ke fondasi dengan baut jangkar, yang merupakan baut besar dengan kait atau baji ekspansi di satu ujung dan memasang ulir untuk mur di ujung lainnya.
Ujung baut yang dikait ditempatkan pada interval yang diukur dalam beton basah dan dibiarkan saat fondasi mengeras.
Lubang kemudian dibor ke pelat ambang pada interval yang sama sehingga ketika papan diletakkan di atas fondasi, baut jangkar masuk melalui lubang.
Mur kemudian disekrup ke ujung baut yang berulir, biasanya dengan alat yang disebut impact driver.

Melindungi Pelat Ambang
Saat ini, banyak rumah juga memiliki sealer ambang yang terbuat dari busa polietilen yang diletakkan di antara pelat ambang dan pondasi. Ini mencegah kelembaban masuk melalui beton atau tanah dan membusuk pelat ambang.

Pelat ambang sering kali diberi perlakuan tekanan untuk mencegah kerusakan akibat serangga dan kelembapan. Kayu yang diberi perlakuan bertekanan adalah kayu yang telah ditempatkan di dalam tangki, didepresurisasi, dan kemudian diberi tekanan kembali dengan bahan kimia pengawet. Ini mendorong pengawet, yang tahan terhadap kelembaban dan pencegah serangga, secara menyeluruh ke dalam kayu.

Sampai saat ini, chromated copper arsenate (CCA) adalah bahan kimia pengawet yang paling umum digunakan. Namun, CCA sangat beracun dan sebagian besar telah diganti dengan alternatif yang kurang beracun. Namun demikian, bangunan tua yang sudah memiliki pelat ambang yang dirawat dengan CCA dianggap aman untuk ditinggali. Faktanya, membuang papan ini kemungkinan akan melepaskan lebih banyak racun daripada membiarkannya di tempatnya.