Shoemaker-Levy 9 (SL9) adalah komet yang bertabrakan dengan Yupiter pada tahun 1994. Tabrakan tersebut merupakan salah satu peristiwa astronomi yang paling banyak diamati pada abad ini, dan merupakan tabrakan terbesar yang pernah diamati antara dua objek tata surya. Visibilitas publik yang tinggi dari tabrakan membantu mempopulerkan gagasan bahwa Bumi rentan terhadap dampak dari luar angkasa.
Shoemaker-Levy awalnya adalah komet periode pendek, dengan inti sekitar tiga mil (lima kilometer). Selama abad kedua puluh, ia ditangkap oleh medan gravitasi Jupiter yang kuat, memasuki orbit yang panjang dan longgar di sekitar Jupiter. Delapan bulan sebelum Shoemaker-Levy ditemukan, pada Juli 1992, komet itu melintas begitu dekat dengan Jupiter sehingga terkoyak menjadi sederetan fragmen. Ketika komet itu ditemukan pada Maret 1993 oleh Shoemakers dan David Levy, penampilannya yang aneh menandainya sebagai hal yang tidak biasa, dan para astronom dengan cepat menemukan bahwa ia berada di jalur tabrakan dengan Jupiter.
Fragmen Shoemaker-Levy bervariasi dalam ukuran, dari diameter beberapa ratus kaki (seratus meter) hingga satu mil (dua kilometer). Mereka diperkirakan akan bertabrakan dengan Jupiter selama lima hari, dan meskipun dampaknya akan berada di sisi Jupiter yang menghadap jauh dari Bumi, banyak astronom masih mengamati planet raksasa dengan harapan melihat sesuatu. Teleskop Luar Angkasa Hubble, pesawat ruang angkasa Galileo, dan observatorium sinar-X ROSAT semuanya beralih ke Jupiter untuk melihat efek samping dari tabrakan tersebut.
Ketika pecahan komet mulai bertabrakan dengan Jupiter pada 16 Juli 1994, ukuran dan kecepatan tumbukan menghasilkan bola api putih-panas besar, yang naik di atas tungkai Jupiter dan terlihat dari teleskop berbasis Bumi. Bola api itu sangat panas sehingga bersinar selama lebih dari tiga puluh detik setelah tumbukan, dan ledakannya menghasilkan bercak-bercak gelap besar di atmosfer Jupiter, yang terlihat selama berbulan-bulan sesudahnya. Para astronom kemudian menganalisis komposisi kimia dari bercak-bercak itu, berharap dapat mengumpulkan informasi tentang struktur atmosfer Jupiter.
Kegembiraan seputar dampak telah memudahkan orang untuk menganggap serius ancaman dampak asteroid. Tabrakan seperti ini sama sekali tidak jarang terjadi, terjadi di Jupiter kira-kira sekali setiap seribu tahun. Pesawat ruang angkasa Voyager 2 bahkan menemukan rantai panjang kawah di bulan Jupiter, Callisto dan Ganymede, yang mungkin disebabkan oleh komet lain yang pecah. Meskipun penabrak Bumi lebih jarang karena ukuran dan massa Bumi yang lebih kecil, tabrakan dahsyat telah terjadi di masa lalu, terutama penabrak Chicxulub yang dianggap telah menyebabkan kepunahan dinosaurus.