Apa itu Sfingter Esofagus Atas?

Sfingter esofagus bagian atas adalah daerah otot yang terletak di bagian atas kerongkongan. Biasanya, sfingter esofagus tertutup rapat. Sfingter rileks selama menelan, dan ini memungkinkan makanan melewati sfingter, ke kerongkongan dan akhirnya ke perut. Sfingter esofagus bagian atas juga mencegah udara masuk ke kerongkongan dari faring.

Di ujung bawah kerongkongan adalah sfingter esofagus bagian bawah, yang mencegah makanan masuk ke kerongkongan dari lambung. Kedua sfingter dikendalikan oleh otot-otot yang rileks, memungkinkan mereka untuk membuka dan membiarkan makanan melewatinya. Sfingter esofagus bagian bawah berbeda dari sfingter atas karena bersifat otonom dan tidak dapat dikontrol secara sadar. Sfingter esofagus bagian atas dipicu untuk membuka selama refleks menelan.

Terkadang, sfingter esofagus bagian bawah dan atas tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jika sfingter esofagus bagian bawah tidak dapat menutup rapat, asam dari lambung dapat kembali naik ke kerongkongan, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi terbakar, sering digambarkan sebagai mulas, dan bisa sangat mengiritasi kerongkongan. Jika asam terus naik cukup tinggi untuk mencapai sfingter esofagus bagian atas, kondisi serupa yang dikenal sebagai refluks laryngpharyngeal (LPR) dapat terjadi.

LPR sering disebut sebagai “refluks diam” karena gejala LPR dapat dengan mudah dikaitkan dengan hal lain, dan mungkin sulit bagi penyedia layanan kesehatan untuk membuat diagnosis yang akurat. Gejala umum LPR termasuk suara serak yang terus-menerus, post-nasal drip, sakit tenggorokan, infeksi telinga dan kesulitan menelan. Bayi sangat rentan baik GERD maupun LPR karena sfingter esofagusnya belum matang dan seringkali tidak menutup sepenuhnya. Bayi juga menghabiskan banyak waktu untuk berbaring, dan ini membuat asam lambung lebih mudah mengalir melalui kerongkongan. Jika tidak diobati, LPR dan GERD dapat menyebabkan pembengkakan atau jaringan parut permanen pada kerongkongan, jaringan parut pada laring dan bahkan infeksi telinga kronis.