Jas Mao adalah tunik dari Cina yang dinamai menurut nama mantan pemimpin revolusioner Mao Zedong. Juga dikenal sebagai setelan Zhongshan, asal-usulnya dapat ditelusuri ke pemimpin pertama Republik Tiongkok. Awalnya ditetapkan sebagai pakaian nasional untuk pria, setelan itu akhirnya berkembang menjadi asosiasi pemerintah dan politik. Pemimpin China Mao Zedong sering mengenakan setelan itu pada pidato publik, yang kemungkinan besar terkait dengan dia, dan dengan komunisme China, dalam persepsi sejarah dunia.
Asal usul setelan Mao dapat ditelusuri kembali ke awal abad kedua puluh, hingga pemimpin asli pemerintah Nasionalis di Cina. Sun Zhongshan, juga dikenal sebagai Sun Yat-sen, umumnya dikreditkan dengan mengembangkan pakaian sebagai bagian dari tradisi Tiongkok untuk mengubah gaya pakaian nasional dengan setiap dinasti baru. Diyakini bahwa ia menginstruksikan seorang penjahit bernama Huang Longsheng untuk merancang setelan jas yang menggabungkan aspek seragam militer, seragam pelajar, dan setelan bisnis gaya barat.
Setelan Mao adalah upaya untuk memadukan mode dari Timur dan Barat. Bagian luar jas itu memiliki empat saku simetris, bukan tiga saku dalam yang sering ditemukan dalam setelan bisnis Barat. Awalnya memiliki tujuh kancing di bagian depan pakaian, tetapi kemudian nomor kancing diturunkan menjadi lima. Ada kerah lurus terbalik yang akhirnya diganti dengan kerah turn-down untuk meniru seragam militer Jerman. Jas itu biasanya berwarna biru tua atau abu-abu, dan lengannya sering memiliki tiga kancing manset.
Setelan Mao dipromosikan di Cina sebagai pakaian orang biasa, dan kemudian berkonotasi dengan pemerintah dan iklim politik saat itu. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, pegawai negeri sipil Tiongkok diharuskan mengenakan setelan itu. Setelah kematian Sun Yat-sen pada tahun 1925, setelan itu memperoleh mitologi patriotik dan revolusioner: empat kantong mewakili Empat Kardinal Prinsipal dalam Kitab Perubahan; lima kancing depan yang melambangkan lima Yuan, atau cabang pemerintahan; dan tiga kancing manset yang melambangkan Tiga Prinsip Rakyat Yat-sen.
Mao Zedong menggunakan setelan Zhongshan untuk memproyeksikan pandangannya tentang nasionalisme dan ideologi selama keterlibatan publik. Dia mengenakan setelan itu selama pidato pertamanya sebagai pemimpin Republik Rakyat China, pada Oktober 1949. Penggunaannya yang konsisten atas setelan itu sebagai pakaian publik akhirnya membuat mayoritas penduduk China menganggapnya sebagai pakaian nasional. Penampilannya yang terus-menerus di depan umum dalam pakaian itu akhirnya membuat masyarakat Barat memunculkan nama, setelan Mao.