Apa itu Selubung Saraf?

Selubung saraf adalah sejenis isolasi yang mengelilingi bagian seperti rantai dari sel saraf, atau neuron, yang dikenal sebagai akson. Fungsi selubung saraf adalah untuk meningkatkan kemampuan neuron untuk mengirimkan sinyal di sepanjang aksonnya. Itu terbuat dari zat yang disebut mielin, yang diproduksi oleh sel glial dan terdiri dari lemak dan protein. Hilangnya selubung saraf myelin ini, seperti yang terjadi pada sejumlah penyakit termasuk multiple sclerosis dan sindrom Guillain-Barre, dapat menunda transmisi sinyal saraf, yang mengakibatkan gangguan gerakan, bicara, dan kognisi.

Neuron terdiri dari tiga bagian utama: soma, akson, dan dendrit. Soma adalah “tubuh” neuron, dan tempat di mana sinyal saraf diterima. Menonjol dari soma adalah akson, struktur seperti rantai dari “tautan” yang terhubung di mana sinyal luar yang dikirim oleh perjalanan soma. Di ujung akson terdapat dendrit, saluran seperti cabang yang melaluinya sinyal akhirnya dikirimkan ke soma neuron yang berdekatan.

Sinyal saraf inilah yang mendikte semua gerakan dan fungsi tubuh, mulai dari kesadaran — mengangkat tangan untuk melambaikan tangan — hingga ketidaksadaran — mencerna makan malam seseorang. Untuk memastikan bahwa tubuh berjalan dengan lancar, setiap sinyal saraf harus dikirimkan ke target tubuh yang relevan dengan kecepatan yang luar biasa cepat. Di sinilah selubung saraf masuk. Ini memeluk akson seperti selongsong, mencegah sinyal keluar atau kehilangan kekuatan saat mereka melewati setiap tautan akson dan dengan demikian memastikan transmisi cepat mereka.

Mielin dari mana selubung saraf terbentuk terutama terdiri dari lemak, meskipun juga mengandung beberapa protein. Myelin diproduksi oleh struktur yang dikenal sebagai sel glial, yang mendukung pembentukan dan fungsi neuron. Ini adalah warna pucat mielin yang memberi organ-organ tertentu, seperti otak bagian dalam, rona pucat.

Penyakit autoimun tertentu dan penyakit yang diturunkan secara genetik, seperti multiple sclerosis dan sindrom Guillain-Barre, ditandai dengan rusaknya selubung saraf. Setelah selubung telah rusak atau hancur, kemampuan neuron untuk secara efisien mengirimkan sinyal melemah secara signifikan. Akibatnya, penderita penyakit ini sering mengalami gejala seperti gangguan gerak, bicara, dan kognisi. Sayangnya, tubuh tidak mampu mengganti myelin yang rusak secara alami. Pada 2010, para peneliti medis bekerja untuk membangun metode penggantian mielin sehingga penyakit yang mempengaruhi selubung saraf dapat diobati secara efektif.