Apa itu Self-Liquidating?

Self-liquidating adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan setiap investasi di mana saham, obligasi, properti, atau kepemilikan lainnya yang diperoleh memiliki kemampuan yang melekat untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset. Dalam banyak kasus, aset yang melikuidasi sendiri dapat terus menghasilkan keuntungan setelah menghasilkan pengembalian yang cukup untuk menutupi biaya awal itu. Ada beberapa contoh kegiatan investasi jenis ini, mulai dari proyek kota hingga real estat.

Salah satu contoh aset likuidasi sendiri adalah pembangunan gedung atau jembatan tol untuk digunakan di kota atau kota kecil. Karena bangunan tersebut dapat disewakan kepada penyewa dan menghasilkan pendapatan tetap, bangunan tersebut memiliki kemampuan yang melekat untuk pada akhirnya melunasi total biaya proyek bangunan asli. Dengan cara yang sama, jembatan tol pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengimbangi investasi awal. Sejak saat itu, kedua proyek akan dapat tetap mandiri dan bahkan memperoleh keuntungan tambahan yang dapat digunakan untuk mendanai proyek kota lainnya.

Konsep dasar yang sama berlaku dalam hal perumahan real estate. Seseorang dapat membeli rumah dengan tujuan menyewakan properti dan menciptakan aliran pendapatan bulanan. Dengan asumsi penyewa yang cocok ditemukan, properti mulai menghasilkan pendapatan reguler. Seiring waktu, pendapatan itu mengimbangi investasi awal yang dilakukan oleh pemilik, dan mulai menghasilkan keuntungan berkelanjutan.

Pendapatan likuidasi sendiri dapat diwujudkan dengan berpartisipasi dalam berbagai jenis pasar investasi, seperti pasar valuta asing. Investor yang cerdas dapat mengidentifikasi tren yang melibatkan mata uang tertentu dan mendapatkan pengembalian yang cukup untuk membayar pembelian awal dan juga mendapatkan keuntungan. Misalnya, investor mata uang dapat membeli mata uang tertentu saat mata uang tersebut relatif lemah, menahannya sampai menjadi kuat, dan kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari investasi awal.

Terlibat dalam kesepakatan keuangan yang melikuidasi diri mengharuskan pembeli memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang akan tetap menjadi aset yang diinginkan, atau apa yang pada akhirnya akan gagal untuk bernilai investasi awal itu. Tanpa kemampuan untuk mengevaluasi peluang investasi dengan benar dan mengetahui bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan terbaik, setiap upaya untuk mengamankan properti atau investasi lain dan mendapatkan keuntungan kemungkinan akan gagal. Untuk alasan ini, investor cenderung untuk melihat secara dekat semua faktor yang relevan terkait dengan investasi, seperti kinerja masa lalu dan potensi masa depan, sebelum memilih untuk membeli ke dalam usaha tersebut.