Segitiga retoris mewakili gaya berbicara dan menulis yang dirancang untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk audiens. Awalnya dikembangkan oleh filsuf Aristoteles, perangkat bahasa khusus ini menggunakan tiga komponen kunci untuk menarik penonton atau pembaca. Mereka termasuk logo, etos, dan pathos, yang kadang-kadang disebut sebagai subjek, penulis, dan penonton. Pertanyaan atau karakteristik tertentu dapat membantu saat menulis atau mengidentifikasi analisis retoris.
Salah satu tujuan dari segitiga retoris adalah untuk menarik secara rasional kepada penonton. Logo dapat digambarkan sebagai alasan atau teks argumen. Dalam hal ini, penulis atau pembicara juga menyajikan pengetahuan tentang materi pelajaran dan menawarkan perspektif yang berbeda. Logo dapat digunakan untuk berargumentasi atau mengambil sikap pada suatu subjek sambil menyajikan fakta dan bukti untuk mendukung semua penelitian. Studi kasus, eksperimen laboratorium, dan statistik adalah contoh karya yang menarik bagi logo, atau penalaran logis, dari penonton.
Kredibilitas juga membantu menarik audiens. Bagian etos dari segitiga retorika mengacu pada bentuk atau penyampaian debat, yang pada gilirannya memberikan wawasan tentang karakter penulis atau pembicara. Etos harus membantu menunjukkan kredibilitas dan kepercayaan penulis, serta kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan apa pun tentang subjek tersebut. Dengan komponen etos dari segitiga retorika, penonton mengharapkan presentasi penulis jelas, adil, dan seimbang.
Pathos memberikan daya tarik terkuat bagi penonton karena memicu emosi dan minat. Aspek retorika ini berfokus pada reaksi penonton di samping membantu mereka memanfaatkan imajinasi mereka sendiri. Penulis atau pembicara menggunakan pathos untuk terhubung dengan audiens dan memanfaatkan nilai dan keyakinan mereka.
Siswa dapat menerapkan segitiga retorika dalam tulisan mereka atau belajar mengidentifikasinya dengan menggunakan kriteria tertentu. Ketika menggunakan logo dalam sebuah makalah penelitian, misalnya, tesis harus diidentifikasi dengan jelas dan didukung oleh bukti yang kredibel serta alasan yang valid. Logo juga harus menunjukkan pemikiran yang baik, argumen logis yang disajikan dalam urutan logis. Saat menerapkan pathos, argumen harus memberikan detail visual dan contoh solid yang melibatkan pendengar atau pembaca, serta berhubungan dengan nilai dan sistem kepercayaan audiens.
Etos harus menunjukkan hubungan dengan penulis dan subjek yang sedang dibahas. Sumber dalam hal ini harus diidentifikasi dan dikutip dengan tepat. Penulis atau pembicara harus menunjukkan kualifikasi tidak hanya dengan menunjukkan pengetahuan, tetapi dengan menggunakan pilihan kata dan nada secara adil dan profesional. Terakhir, jika sebuah dokumen atau pidato memperdebatkan sudut pandang tertentu, penulis harus menunjukkan etos dengan menghormati berbagai sudut pandang, yang dapat dilakukan dengan mengutip referensi yang sesuai.