Apa itu Saturasi Besi?

Jumlah zat besi yang ada dalam aliran darah merupakan indikasi penting kesehatan tubuh. Ada tes tertentu yang dapat dilakukan seseorang untuk menentukan apakah mereka memiliki kadar zat besi yang tinggi atau rendah dalam sistemnya. Salah satu tes tersebut mengukur saturasi zat besi dalam tubuh, yang merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur jumlah total zat besi tubuh. Ini juga memberi gambaran tentang seberapa baik tubuh mengangkut dan mengikat nutrisi yang sangat penting ini. Kelainan pada tingkat saturasi zat besi mungkin merupakan indikasi kondisi seperti anemia, sirosis hati, dan diabetes.

Jika kadar zat besi seseorang terlalu tinggi atau terlalu rendah, akan ada sejumlah tanda dan gejala. Siapa pun yang mengalami sakit lidah, pusing, dan kelelahan kronis mungkin memiliki kadar zat besi yang rendah. Mereka dengan kondisi seperti libido berkurang, nyeri sendi, dan sakit perut mungkin memiliki terlalu banyak zat besi dalam darah. Kadang-kadang, pasien mungkin menderita keracunan zat besi yang disebabkan oleh overdosis tablet zat besi. Dalam setiap kasus, tes saturasi zat besi diperlukan untuk menentukan keadaan kesehatan.

Protein darah yang mengikat dan mengangkut zat besi ke berbagai bagian tubuh, seperti hati dan sumsum tulang, disebut transferin. Jumlah zat besi dalam darah dihitung dengan mengukur persentase saturasi transferin-besi atau TS%. Biasanya, TS% rata-rata antara 20 dan 40%. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan kelebihan zat besi dalam darah, dan nilai yang lebih rendah menunjukkan kekurangan zat besi. Persentase ini diperoleh dengan memfaktorkan kadar besi serum seseorang, kapasitas pengikatan besi total, dan kapasitas pengikatan besi tak jenuh.

Sebagian besar laboratorium medis akan memberikan ketiga hasil ketika seseorang mengikuti tes ini. Persentase yang dilaporkan dapat dipahami dengan cara yang paling sederhana sebagai jumlah besi bebas yang diangkut oleh transferin. Misalnya, TS% dari 14 berarti bahwa 14% dari jumlah besi bebas dalam darah diangkut oleh transferin. Jika kadar zat besi seseorang rendah, maka kadar transferin dalam darah meningkat dan sebaliknya.

Mengambil tes saturasi besi adalah prosedur yang relatif mudah. Dokter atau perawat mengambil sampel darah dari pembuluh darah seseorang, biasanya dari lengan. Pasien diminta untuk tidak makan makanan sebelum tes untuk mendapatkan pembacaan yang akurat. Beberapa makanan seperti daging merah, jus buah yang kaya vitamin C, dan alkohol memiliki efek sementara pada kadar zat besi darah yang dapat mempengaruhi hasil.

Kebiasaan makan yang buruk adalah salah satu penyebab utama rendahnya saturasi zat besi. Beberapa penyebab lain bisa jadi adalah penggunaan narkoba terus menerus, kehamilan, dan aliran menstruasi yang deras. Gangguan usus juga dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, yang menyebabkan kadar zat besi rendah. Diet yang berkonsentrasi pada makanan kaya zat besi akan sangat membantu untuk mendapatkan kembali kesehatan penuh. Yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter sebelum melengkapi diet seseorang dengan suplemen zat besi.