Ketika orang berpikir tentang sapi, mereka biasanya memikirkan sapi taurin, karena mereka tersebar luas di seluruh dunia di peternakan dan perusahaan susu. Spesies lain dari sapi peliharaan, zebu, ditemukan di beberapa bagian Asia Tenggara dan Afrika. Khususnya di Eropa dan Amerika, orang sering tidak menyadari bahwa ada spesies sapi peliharaan yang sepenuhnya terpisah di dunia, karena mereka begitu akrab dengan sapi taurin.
Baik sapi taurin maupun zebus berasal dari aurochs, sapi liar yang pernah berkeliaran di Eropa dan Asia. Bukti menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut juga berkembang di India, dan bahwa sapi taurin mungkin lebih disempurnakan di Eropa. Sapi Taurin dibiakkan untuk diambil susu dan dagingnya, dan terkadang mereka juga digunakan sebagai hewan penarik, meskipun hal ini relatif tidak biasa. Mereka sangat bervariasi dalam ukuran dan struktur tubuh, dengan beberapa sapi taurin yang ramping dan bersudut, sementara yang lain montok dan bulat, mencerminkan kegunaan yang berbeda yang mereka kembangkan.
Ada beberapa perselisihan mengenai nama ilmiah untuk sapi taurin. Awalnya, Bos taurus digunakan, sementara auroch dikenal sebagai Bos primigenius dan zebu sebagai Bos indicus. Namun, penyelidikan hewan-hewan ini menunjukkan bahwa mereka mungkin sebenarnya semua dalam spesies yang sama, Bos primigenius, dengan aurochs, zebu, dan sapi taurin menjadi subspesies yang berbeda, dalam hal sapi taurin harus dikenal sebagai Bos primigenius taurus. Diferensiasi ini mungkin tampak sepele, tetapi penting, karena mencerminkan warisan genetik ternak ini.
Sapi yang didomestikasi telah dibesarkan di Eropa selama berabad-abad, dan sejumlah breed yang sangat berbeda telah dikembangkan, dari Jersey yang lembut untuk memerah susu hingga Angus yang besar dan kuat untuk daging sapi. Secara historis, kepemilikan sapi sering kali merupakan tanda kekayaan, karena sapi taurin membutuhkan banyak sumber daya untuk didukung, tidak seperti domba dan kambing. Sapi Taurin juga lebih lembut daripada zebus, dan mereka cenderung lebih rentan terhadap stres, penyakit, kekeringan, dan kondisi makanan yang buruk.
Bahkan saat ini, kepemilikan ternak dan konsumsi produk ternak merupakan simbol status di banyak wilayah di dunia. Di kalangan pelestari lingkungan, hal ini menimbulkan kekhawatiran, karena ternak bisa sangat merusak lingkungan, terutama ketika hutan asli ditebang untuk memberi jalan bagi ternak. Beberapa ahli biologi juga prihatin dengan meningkatnya homogenitas breed sapi taurin, memperingatkan bahwa beberapa breed sapi langka, tidak biasa, dan khusus dapat hilang selamanya tanpa intervensi.