Saham blue chip adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang stabil dan mapan yang diperdagangkan di bursa saham internasional utama. Perusahaan-perusahaan ini sering terdiri dari indeks saham utama, seperti Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Amerika Serikat, dan Financial Times Stock Exchange 100 Index (FTSE 100) di Inggris. Definisi perusahaan blue chip tidak tepat karena perusahaan yang sakit dapat kehilangan status blue chip dari waktu ke waktu, dan perusahaan yang lebih kecil mungkin menjadi cukup kuat untuk dikenal sebagai blue chips. Saham blue chip sangat menarik bagi investor karena perusahaan besar cenderung lebih stabil daripada perusahaan kecil, dan akibatnya harga saham blue chips cenderung tetap relatif stabil.
Saham atau stock mewakili sebagian kepemilikan dalam suatu perusahaan. Harga saham blue chip bergantung pada kekuatan finansial perusahaan tempat saham tersebut terikat, serta penawaran dan permintaan. Ketika salah satu sektor ekonomi mengalami kontraksi, saham perusahaan di sektor tersebut biasanya kehilangan nilainya karena investor kurang tertarik untuk membeli saham.
Investor individu dan institusional dapat membeli saham blue chip melalui perusahaan pialang yang berdagang di New York Stock Exchange (NYSE) atau pasar internasional utama lainnya. Perusahaan pialang layanan penuh membebankan biaya perdagangan untuk pembelian dan penjualan saham. Perusahaan pialang diskon dan pialang online mengenakan biaya yang lebih kecil tetapi tidak memberikan saran investasi kepada pemegang saham. Banyak saham blue chip membayar dividen, dan akibatnya investor konservatif sering membeli saham tersebut dengan dana pensiun untuk menciptakan pendapatan tambahan.
Investor dapat membeli saham blue chip secara tidak langsung dengan membeli reksa dana yang utamanya berinvestasi pada perusahaan blue chip. Beberapa reksa dana dirancang untuk melacak kinerja indeks saham utama, dan dana mencapainya dengan membeli saham yang sama yang terdaftar di indeks kinerja itu. Dana yang digambarkan sebagai “kapitalisasi besar” biasanya mengandung persentase saham yang tinggi di perusahaan-perusahaan blue chip. Secara hukum, reksa dana harus membagikan dividen yang dibayarkan atas saham yang mendasarinya, dan pemegang saham menerima pencairan dana ini pada bulan Desember.
Perusahaan besar secara historis lebih kecil kemungkinannya untuk mengajukan kebangkrutan daripada perusahaan yang kurang mapan, yang dikenal sebagai perusahaan kapitalisasi kecil. Saham-saham berkapitalisasi kecil memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar daripada saham-saham unggulan karena, dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan unggulan sangat dominan di sektor ekonomi tertentu sehingga perusahaan hanya memiliki sedikit ruang untuk tumbuh. Investor menanggung tingkat risiko ketika mereka membeli saham karena semua perusahaan, termasuk perusahaan blue chip, bisa bangkrut. Pemegang saham biasanya kehilangan seluruh jumlah investasi mereka ketika sebuah perusahaan mengajukan kebangkrutan.