Apa itu Sabut Kelapa?

Sabut kelapa atau sabut kelapa adalah produk yang diekstraksi dari kulit luar buah kelapa. Ini digunakan dalam berbagai cara di seluruh dunia, menjadi sangat populer untuk tali dan anyaman, dan ada sejumlah sumber untuk produk sabut dan sabut. Tersedia versi organik dan yang diproduksi secara konvensional, dan beberapa perusahaan mengkhususkan diri pada sabut yang telah dipanen secara berkelanjutan oleh pekerja yang dibayar dengan upah yang adil untuk tenaga kerja mereka.

Bagi orang yang paling akrab dengan kelapa sebagai makanan, segudang kegunaan produk kelapa mungkin mengejutkan. Sabut berasal dari lapisan berserat kusut yang ditemukan di antara sekam dalam dan luar kelapa. Untuk mengolah sabut, sabut kelapa direndam secara klasik agar seratnya mengembang dan mengendur sehingga bisa dicabut.

Ada dua jenis sabut kelapa yang berbeda: sabut putih dan sabut coklat. Serat putih berasal dari kelapa muda, sedangkan serat cokelat berasal dari spesimen yang lebih matang. Pada kelapa tua, lapisan lignin telah disimpan di dinding selulosa serat, menyebabkan tampilannya menjadi gelap. Setelah diekstraksi dari kelapa, seratnya bisa dipintal atau dianyam. Ini juga dapat diputihkan atau diwarnai, meskipun beberapa produsen lebih memilih untuk meninggalkan serat karena untuk tampilan yang lebih alami.

Tali sabut kelapa adalah penggunaan umum untuk sabut, bersama dengan produk terkait seperti tikar anyaman dan jaring. Sabut juga dapat digunakan untuk membuat benang, keset, dan kuas. Sabut kelapa yang dianyam atau dianyam terkadang digunakan untuk pengendalian erosi alami, karena seratnya sangat tahan lama, dan akan tahan terhadap cuaca buruk dan air asin. Serat juga digunakan dalam kasur, baik sebagai isian dan lapisan luar.

Penggunaan lain untuk sabut kelapa adalah di kebun, di mana balok atau tikar sabut dapat digunakan dalam berbagai cara. Beberapa tukang kebun menggunakan serat sebagai pembenah tanah, karena tikar sabut dapat menyerap banyak air dan nutrisi, menguncinya di tempat untuk tanaman. Ini juga dapat digunakan sebagai media pertumbuhan, atau sebagai tikar untuk menekan gulma. Tidak seperti gambut, produk yang biasa digunakan untuk tujuan yang sama, sabut kelapa dapat diproduksi secara berkelanjutan, dan juga kecil kemungkinannya untuk menampung bakteri dan organisme lain yang berpotensi berbahaya yang dapat merusak kebun.