Apa itu Sabun Antiseptik?

Sabun antiseptik, kadang-kadang disebut sabun antibakteri atau sabun antijamur, adalah sabun biasa dalam bentuk cair atau padat yang mengandung beberapa jenis bahan yang mengurangi kemungkinan infeksi saat dioleskan ke kulit. Produk-produk ini juga memiliki sifat antimikroba, yang berarti mereka membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri, virus, atau jamur. Alkohol, triclosan, dan tetrasodium EDTA adalah tiga antiseptik yang biasa digunakan dalam sabun, dan semuanya adalah contoh antiseptik antibakteri, yang berarti terbukti efektif melawan bakteri.

Antiseptik lain memiliki sifat anti-virus, dan beberapa anti-jamur dan dapat digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi jamur seperti kutu air, kurap, atau infeksi jamur vagina. Banyak antiseptik memiliki kombinasi dari berbagai sifat ini. Beberapa minyak esensial, seperti minyak pohon teh, mengandung antiseptik alami yang disebut terpene yang memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus. Berbagai macam bahan antiseptik ini juga digunakan dalam sabun.

Sabun biasa juga memiliki sifat antiseptik dengan sendirinya. Sabun murni dibuat dengan menggunakan beberapa jenis lemak hewani atau nabati yang diolah dengan larutan alkali, biasanya alkali. Sabun membersihkan dan mendisinfeksi dengan membuat minyak larut dalam air, sehingga menghilangkan kotoran dan kotoran serta berbagai mikroba yang ada di kulit. Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa mencuci tangan menggunakan sabun dan air biasa sambil menggosok tangan selama 15 detik menghilangkan bakteri dan mikroorganisme lain sebanyak sabun antiseptik yang mengandung triclosan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sabun yang tersedia secara umum dengan kadar triclosan yang relatif rendah, sehingga hasilnya mungkin tidak berlaku untuk produk yang mengandung lebih banyak triclosan atau sabun yang dibuat dengan bahan antiseptik lainnya.

Beberapa ilmuwan dan profesional medis sangat kritis terhadap meningkatnya penggunaan sabun antiseptik dan penambahan bahan antibakteri ke begitu banyak produk pembersih. Mereka percaya bahwa praktik ini dapat menyebabkan lebih banyak jenis bakteri menjadi resisten terhadap agen antibakteri, yang pada akhirnya menyebabkan obat antibiotik menjadi kurang efektif. Hal ini dapat mempersulit perawatan kondisi medis serius yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi staph dan pneumonia. Sebagai contoh, banyak mikroorganisme yang sudah resisten terhadap triclosan, yang berarti meskipun terbukti sebagai agen antibakteri, mungkin tidak seefektif yang dinyatakan oleh beberapa produsen sabun karena banyak strain bakteri yang kebal terhadapnya.