Sabuk hijau adalah petak tanah di sekitar kota yang dilindungi dari pembangunan dan konstruksi. Lahan di jalur hijau dapat digunakan dengan berbagai cara, mulai dari pertanian hingga pembangunan lahan basah perkotaan. Sabuk hijau biasanya dibentuk melalui mandat dalam bentuk rencana kota, perjanjian pembatasan, atau penunjukan penggunaan lahan, dan banyak komunitas telah menempatkan prioritas pada pemasangan sabuk hijau, mendorong orang untuk berpikir tentang lingkungan alam saat terlibat dalam perencanaan kota.
Konsep sabuk hijau sudah kuno; versi primitif disebutkan dalam Alkitab, dan sejauh abad ketujuh di Timur Tengah, para pemimpin kota mengamanatkan berbagai bentuk sabuk hijau, seperti daerah berhutan yang tidak dapat ditebang. Pada abad ke-20, kota-kota mulai memasukkan sabuk hijau dalam rencana kota mereka dengan berbagai cara, mulai dari mewajibkan sabuk hijau tertentu hingga meminta pengembang untuk memasukkan rencana sabuk hijau dalam proyek mereka.
Ada sejumlah manfaat sabuk hijau. Banyak komunitas suka mengamanatkan sabuk hijau untuk melestarikan karakter mereka, dan untuk menciptakan ruang alami yang menyenangkan bagi orang-orang untuk berekreasi, atau menikmati dari kejauhan. Penciptaan sabuk hijau dapat secara dramatis mengubah tampilan dan nuansa kota, karena ruang terbuka khusus dapat membuat kota tampak kurang dekat dan menyesakkan.
Sabuk hijau juga memiliki manfaat lingkungan. Mereka dapat membantu mengatur suhu, mencegah fluktuasi radikal, dan mereka juga menghemat air, menahan limpasan badai dan mencegah kehilangan air melalui penguapan. Sabuk hijau juga menyediakan habitat bagi hewan, dan karena sabuk hijau terbuat dari lahan yang luas, ruang tersebut mendorong lebih banyak keragaman daripada petak ruang hijau yang terisolasi, yang memungkinkan hewan untuk bergerak bebas.
Konsep terkait adalah jalur hijau, sebidang tanah yang melewati kota, bukan di sekitarnya. Jalur hijau sering dilengkapi dengan jalur hiking dan bersepeda, membuatnya berguna bagi penduduk kota, dan juga menyediakan perlindungan dan habitat bagi hewan penghuni kota. Seperti sabuk hijau, jalur hijau dapat ditata dengan berbagai tanaman asli, diubah menjadi lahan basah, atau berhutan, dan mereka mungkin termasuk fasilitas rekreasi yang berkisar dari kandang kuda hingga meja piknik.
Beberapa kritikus merasa bahwa sabuk hijau sebenarnya dapat mendorong urban sprawl, dengan memaksa orang untuk membangun, daripada mengelompokkan konstruksi. Selain itu, sabuk hijau jelas memiliki efek positif pada nilai properti, bagi orang yang cukup beruntung untuk memiliki tanah yang terletak di sepanjang sabuk hijau, dan beberapa kritikus telah menyarankan bahwa sabuk hijau hanya menguntungkan orang kaya sementara menggunakan tanah dengan cara yang tidak efisien. Namun, nilai ruang hijau di sebuah kota tidak dapat diremehkan, dan banyak pendukung merasa bahwa sabuk hijau adalah bagian yang sangat penting dari desain berkelanjutan untuk sebuah kota terlepas dari kritik ini.