Apa Itu Ruang Subdural?

Ruang subdural, juga disebut rongga subdural, adalah celah anatomis berisi cairan antara arachnoid dan dura mater. Ruang tersebut diciptakan oleh trauma atau kondisi patologis, dan cairan serebrospinal serta darah dapat bocor ke dalam ruang, menciptakan masalah fisiologis. Penciptaan ruang subdural, dengan sendirinya, tidak menjadi masalah, karena lapisan dapat bergerak kembali ke satu sama lain setelah trauma berakhir. Efek samping dari trauma, seperti hematoma subdural, adalah yang dapat menimbulkan masalah di wilayah tersebut. Selain itu, dokter yang melakukan suntikan di area tersebut dapat melakukan kesalahan karena celah yang tidak terduga.

Otak dan tulang belakang dilindungi oleh meningen dengan lapisan yang disebut mater. Pia mater paling dekat dengan otak dan tulang belakang, arachnoid mater di tengah, dan duramater adalah lapisan terluar. Ruang subdural merupakan celah potensial yang dapat terbuka antara dua lapisan terluar.

Ruang fisiologis potensial adalah mungkin, tetapi hanya melalui semacam perubahan patologis. Dalam kondisi normal, lapisan dura dan arachnoid ditekan bersama-sama. Tidak ada saraf atau sulur yang secara fisik menghubungkan lapisan-lapisan itu. Ketika ada trauma pada kepala atau tulang belakang, lapisan yang tidak melekat ini dapat bergerak terpisah dan membentuk ruang subdural.

Cairan bisa merembes ke area yang menganga. Cairan serebrospinal adalah cairan bantalan yang biasanya ditemukan di antara pia dan mater arachnoid. Ruang antara pia dan lapisan arachnoid juga potensial. Trauma dapat menyebabkan perpecahan di antara mereka, memungkinkan cairan bocor, atau, pada mayat, dehidrasi cairan dapat menyebabkan ruang subdural.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kebocoran cairan serebrospinal juga dapat meningkatkan kemungkinan hematoma subdural. Darah dapat berkumpul di ruang subdural karena cedera, aneurisma, atau kondisi perdarahan patologis. Darah dapat menggumpal di ruang dan menyebabkan hematoma, yang meningkatkan tekanan pada otak. Hematoma akut biasanya akan diserap kembali ke dalam tubuh meskipun kasus yang parah mungkin memerlukan pembedahan.

Dokter perlu berhati-hati saat melakukan suntikan ke lapisan subarachnoid. Suntikan biasanya dilakukan di area ini untuk tujuan radiasi atau anestesi. Kegagalan untuk memperhatikan bahwa ada celah yang ada dapat menyebabkan bahan injeksi dilepaskan ke ruang, bukan ke lapisan membran. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi bahan injeksi yang tidak memadai sebelum prosedur.